Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Tidak Ada Hari Libur, yang Ada Hanya Hari Ekstra

Ketika kita perhatikan, pada hari Senin, entah kenapa kondisi jalanan lebih padat pada hari Senin. Kesannya pada hari Senin orang terasa terburu-buru dalam bekerja. Hari Senin merupakan hari pertama setelah weekend. Setelah berlibur, seharusnya orang-orang jadi lebih semangat dan tenang dalam memulai hari, bukan terkesan buru-buru seperti itu. Pun halnya dalam kondisi lain, kita lebih mengingat hari-hari special di dalam hidup kita, namun banyak melupakan hari yang lain. Padahal sebebnarnya dalam hari tersebut tidak ada yang berbeda, 7 hari dalam seminggu sebenarnya Allah menciptakan sama, mungkin hanya hari Jum’at yang ada ibadah special di waktu dzuhurnya. Ketika saya menonton film Pearl Harbour, saya mendapat sebuah pelajaran hidup yang baru. Ketika itu di suatu Minggu pagi para pasukan Amerika Serikat sedang menikmati hari liburnya. Mereka ada yang bermain golf, ada pula yang masih tertidur menikmati hari libur. Namun tiba-tiba, ketika mereka sedang berlibur seperti itu, para te

Surat Tugas Dari Tuhan

Ada satu judul film yang cukup berkesan bagi saya. Film tersebut berjudul “I ROBOT”. Dalam film tersebut, diceritakan di masa depan, robot-robot akan memberontak dan melawan manusia yang menciptakannya. Film yang ceritanya hamper mirip juga saya temukan pada film Terminator dan Doremon episode Robot Kingdom.  Yang membuat saya terperanjak, bagaimana bisa robot yang dijalankan oleh mesin bisa berbalik arah menyerang pembuatnya. Mereka tidak memiliki apapun untuk berpikir sendiri selain perintah dari manusia. Dari film-film tersebut, saya mulai berpikir, bagaimana jika terjadi pada diri manusia. Saat ini sudah banyak orang yang mulai menyerang Penciptanya. Saat ini banyak orang yang mulai tidak percaya ada yang menciptakannya. Tuhan yang telah menciptakan manusia, namun mulai banyak orang yang melawan-Nya. Mereka selalu membangkang perintah-Nya. Padahal kehidupan ini adalah anugrah dari Allah SWT. Dalam film-film yang saya tonton tersebut, ada satu kesamaan yakni pada akhirnya, manus

Kenali Kehidupan Kita

Ketika saya menumpang KRL Jakarta-Bogor di kelas ekonomi yang peuh sesak, saya banyak bertemu dengan berbagai karakter orang. Sesuai adatnya, kelas ekonomi adalah kelas yang paling “diminati” banyak orang yang tidak mempedulikan kenyamanan. Karakter pertama yang saya lihat adalah banyaknya orang yang tidak mau mengalah pada orang lain. Dengan teganya mereka mendesak orang di depannya agar bisa mendapatkan cukup oksigen. Dan saya lihat di depan ada seorang gadis kecil berseragam SMP yang terlihat kepanasan dan kesulitan bernafas dengan wajah merah seperti lobster rebus. Di bagian lain saya melihat seorang lelaki gagah tertidur di tempat duduknya tanpa mempedulikan seorang nenek tua berdiri di depannya penuh rasa capek mengharap sekedar tempat duduk untuk beristirahat. Fenomena lain adalah banyaknya orang yang mencari rezeki dan kehidupan lewat gerbong KRL. Terlihat ada banyak pedagang yang menjual berbagai macam barang dari mulai tissu seharga Rp.1.000 hingga korek api dan lampu senter