Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Hati, "Identitas" Seorang Manusia.

Apa yang pebedaan antara manusia dengan hewan? Selain bentuk fisik, yang membedakannya adalah manusia dianugerahi oleh Alloh SWT berupa pikiran dan hati sebagai pengendali perasaan. Dua sifat inilah yang menjadi "senjata" manusia dalam menjalani tugasnya sebagai "kholifah" di muka bumi ini. Inilah kelebihan yang menjadikan manusia makhluk spesial di dunia ini. Namun anehnya dua hal ini, terutama hati jarang disyukuri oleh manusia itu sendiri. Banyak orang yang bekerja keras siang dan malam untuk kebutuhannya, namu kadang lupa akan kebutuhan hatinya. Hati merupakan cerminan sifat dan perasaan seseorang. Hati merupakan identitas kedewassan ruhaniah manusia. Hatilah yang menentukan sifat buruk atau jahat dari manusia itu sendiri. Hati inilah yang menentukan seberapa dekatnya dia dengan Tuhannya. Hati juga memerlukan energi. Suntikan energi tersebut didapat dari agama. Dengan ingat pada agama serta senantiasa rajin beribadah maka hati ini akan senantiasa terjaga. Na

Bahagialah Kita Memiliki Ulama

Ketika saya kelas 3 SMA, waktu itu pelajaran Sosiologi yang membahas tentang modernisasi global, termasuk modernisasi agama, saya tetap keukeuh bahwa modernisasi agama tidak perlu terjadi, karena agama bersumber dari Tuhan yang tak dapat direvisi pun diubah oleh siapapun, yang ada hanyalah adanya modernisasi teknologi untuk mendukung pelaksanaan agama, misal : adanya kompas untuk menentukan arah kiblat, maupun adanya teropong guna melihat hilal mengetahui awal Romadhon. Namun, dari pendapat itu, hingga sekarang saya masih menemukan banyak yang tidak sepakat dari apa yang saya kemukakan. Saat saya mencari berita tentang fatwa-fatwa MUI di sebuah web TV swasta, ada suatu hal yang membuat saya agak malu. Setiap ada pemberitaan tentang fatwa MUI, di bawahnya pasti ramai komentar menghujat, menghina lembaga ulama tersebut, bahkan kadang dengan kata-kata kasar. Namun rata-rata mereka yang berbuat seperti itu adalah orang-orang yang "cerdas" dalam bersilat lidah. Saatnya sekaran

Masalah Begitu Keras Menampar

Hidup ini belajar dari kesalahan dan masalah. Namun seringkali kesalahan dan masalah itu begitu keras menampar untuk mengajar kita agar menjadi lebih dewasa. Dalam setiap kehidupan, masalah demi masalah senantiasa dihadapi hingga kita seakan-akan lemah melawannya. Sikap kita menghadapi masalah adalah ukuran kekuatan kedewasaan kita. Masalah tak menjadikan kita lemah, namun menjadikan kita lebih dewasa dalam berpikir. Kunci dalam menghadapi masalah adalah Tuhan. Karena Tuhan lah yang mengajarkan kita, yang mendewasakan kita, yang membuat kita cerdas dalam menghadapi masalah. Bila kita berpaling dari cara-Nya dalam menghadapi masalah, maka akan timbul masalah baru. Doa adalah kekuatan utama dalam menyelesaikan masalah, karena semua ini atas Kuasa Tuhan semata. Bila kita percaya dan yakin, Tuhan akan membantu menyelesaikan masalah kita. Belajar dari kesalahan dan masalah memang berat, namun akan lebih berat lagi jika tidak mampu belajar dari kerasnya kehidupan ini. Seberat apapun tent

Saatnya Menyambut Romadhon

Suasana menjelang Romadhon tahun ini mulai terasa. Lihat saja di televisi mulai menampilkan iklan sirup, yang di hari-hari biasanya tidak sesering belakangan ini. Di lain sisi, masjid-masjid dan surau-surau kembali mengumandangkan ayat suci Al Qur'an yang ironisnya di hari biasa tidak sesering saat ini. Romadhon datang dan pergi seiring waktu berlalu, namun sedikit orang yang memaknainya sebagai moment luar biasa. Moment yang tidak hanya sebagai seremonial biasa selaku umat muslim. patut menjadi renungan bagi kita semua, bagaimana ketika menjelang dan saat Romadhon, kita begitu antusias dalam beribadah, namun pelan-pelan kualitasnya makin menurun ketika Romadhon telah pergi. Kita belum bisa mencontoh bagaimana Rasululloh SAW, merasa bersedih ketika Romadhon meninggalkannya. Sudah berapa kali kita mendengar bahwa Romadhon adalah bulan latihan bagi keimanan kita. Ironisnya kita banyak lulus dalam bulan latihan ini, namun gagal mengaplikasikan latihan kita selama Romadhon. Lihat s