Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Tetap Eksis Meski Minimalis

Z aman sekarang, gaul dan eksis di internet merupakan sebuah hal yang wajib dan lumrah. Mulai dari situs pertemanan jejaring sosial, fasilitas messaging (chat) dan sebagainya, sudah menjadi sebuah kebutuhan setiap harinya. Mereka menggunakan internet pun tak hanya terbatas melalui komputer saja, namun juga melalui ponsel, tablet, dan sebagainya. Fitur internet menjadi primadona penjualan ponsel saat ini. Dengan hal tersebut, eksis di dunia maya tentunya membutuhkan ekstra biaya tambahan dibanding dengan fitur datar sebuah ponsel yang hanya untuk menelepon dan SMS saja. Bagi beberapa kalangan, memiliki ponsel canggih dengan banyak fitur seperti itu bukan hal yang sulit. Lain cerita bagi beberapa orang dengan anggaran dana terbatas, apakah mereka tidak berhak untuk eksis? Tidak bisa bersosialisasi dengan orang-orang baru? Kemudahan teknologi sekarang, membuat semuanya jadi lebih berguna dalam hal seperti ini. Berikut contohnya : Maksimalkan Fitur SMS ( Short Message Service )

Keamanan Kita di Internet dan Media Sosial

Tahukah Anda, pada tahun 2012 kemarin setidaknya ada 12 juta kasus pencurian identitas, seperti yang ditulis di blog ICT Watch . Dan kebanyakan dari kasus tersebut, bersumber dari akun media sosial kita di Internet. Akibat kasus pencurian identitas ini tidak sederhana, ambil contoh ada orang yang memakai identitas kita untuk suatu kejahatan misalnya, atau setidaknya dengan identitas kita berbuat hal yang mencemarkan nama baik, misalnya dengan akun facebook, atau twitter kloningan. Saya memberi ibarat bahwa akun media sosial kita, dan juga email merupakan rumah kita di Internet. Pondasi utamanya adalah kemampuan kita memahami, dan mengerti akun kita. Sebagai pemilik rumah, menjadi tanggung jawab kita untuk mengatur posisi pintu dan jendela, kapan saat pintu dan jendela dibuka-tutup, maksudnya adalah kita sendiri yang sebenarnya bertanggung jawab dalam berpikir informasi saja yang pantas dibagi ke publik di media sosial, mana yang menjadi privasi. Mengerti Akun Kita Banyak ka

Sudah Siap Menyambut Ramadhan?

Alhamdulillah Bulan Ramadhan tinggal hitungan hari lagi, kalo menurut perkiraan, kita akan menjumpainya 83 hari ke depan. Bulan yang sangat mulia bagi Umat Islam. Setiap jelang Ramadhan tiba, selalu saja kita diingatkan untuk lebih giat beribadah, karena bagaimanapun juga, tidak ada jaminan kita bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Sebagai bekal menghadapi bulan mulia ini, pengingat diri sendiri dan kita semua, berikut saya sampaikan hal apa saja yang terkait dengan persiapan Ramadhan, yang saya ambil dari beberapa buku koleksi : KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:  Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsia

Dalam Cengkraman Kapitalisme

Sudah hampir 68 tahun Indonesia merdeka, negara ini pun telah memiliki cita-cita untuk menyejahterakan penduduknya. Ya, semua penduduk yang ada di Indonesia haruslah diperjuangkan kesejahteraannya sebagai bagian dari cita-cita kemerdekaan. Namun jauh panggang daripada api, kesejahteraan yang didengung-dengungkan hanya dapat dinikmati kalangan tertentu, pemilik modal dan keuangan yang kuat (baca : kapitalisme). Saya mengambil contoh pada pembangunan gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Sebagai ibukota, pusat pemerintahan maupun bisnis, Jakarta mulai 'bersolek' menunjukkan kemajuannya yang banyak membuat iri daerah lain. Gedung-gedung pencakar langit mulai dibangun di setiap sudut. Namun sayangnya, pembangunan ini memakan korban. Dengan kekuatan uang, para pemodal membeli tanah-tanah rawa, dan juga pemukiman-pemukiman kecil, mungkin memang mereka memiliki kekuatan uang, dan tidak disalahkan pula mereka melakukan hal tersebut, namun secara etika, mereka menunjukkan kapitalism

Pendidikan dan Agama, Benteng Kuat Menjauhi Miras

"Berada dalam pengaruh alkohol dan narkoba, Afriani Susanti, 29 tahun, pengemudi Xenia B 2479 XI yang menabrak 12 pejalan kaki di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta ternyata membuat Afriani tak konsentrasi menyetir. Ia pun salah mengambil keputusan." Di atas adalah kutipan salah satu berita di tempo.co t erkait dengan sebuah kasus kece lakaan yang terjadi pada tanggal 22 Januari 2012, yang merenggut nyawa 9 orang. Kasus ini sendiri saat ini telah diputuskan vonisnya yakni 15 tahun penjara bagi sang pelaku yang mengemudikan kendaraan dengan pengaruh alkohol dan narkoba. Minuman Keras (Miras) yang memiliki kandungan alkohol memang membuat orang 'lupa' pada dirinya, kehilangan kesadaran dan akhirnya mengambil keputusan yang tidak tepat dan berbahaya. Karena pengaruh miras ini pula, tak hanya merugikan diri sendiri namun juga orang lain. Seperti contoh di atas, hanya karena menikmati minuman keras, akhirnya dia merenggut nyawa 9 orang tak bersalah. Kejadi

Buat Apa Korbankan Masa Depan pada Seteguk Kenikmatan Sesaat?

Pernah lihat orang mabuk? Mabuk yang saya maksud bukanlah mabuk pusing karena perjalanan atau stres karena mendengar omelan bos, namun yang saya maksud adalah mabuk karena minuman keras (miras). Ya, minuman ini sangat favorit dan menjadi kegemaran banyak orang di dunia, dari mulai kelas kampung yang berharga puluhan ribu rupiah, maupun kelas atas yang kita harus merogoh kocek dalam untuk membelinya. Minuman keras dengan kandungan alkohol memang enak, namun perhatikanlah dampaknya. Kita kesampingkan dulu hal terkait kesehatan, alkohol menyebabkan orang kehilangan kesadarannya. Perhatikan saja orang yang sedang mengkonsumsi miras dalam keadaan teler, dia tidak akan menguasai dirinya. Beberapa kasus kejahatan juga disebabkan karena hal ini. Dengan pengaruh alkohol, orang jadi nekat berbuat apa saja, merampok, memperkosa bahkan membunuh pun akan dilakukan karena pengaruh minuman ini. Angka kriminalitas yang terjadi kadang berbanding lurus dengan konsumsi minuman keras. Rata-rata

Internet, Sosial dan Tantangannya

Punya akun Facebook dan Twitter? Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti memiliki salah satu atau kedua akun jejaring sosial tersebut. Ya, di era teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini memiliki akun jejaring sosial seolah menjadi hal yang wajib bagi semua orang. Tidak hanya remaja dan orang dewasa, seorang anak yang baru berumur 1 digit pun sudah 'menipu' umur mereka sendiri guna memilikinya. Namun, hakekatnya, perlukah sebenarnya memiliki akun jejaring sosial ini? Perlu diskripsi yang jelas dalam menjawab pertanyaan tersebut. Saya ingin kita sedikit melakukan perjalanan ke masa lalu, sekitar satu dasawarsa ke belakang, dimana internet belum seakrab di kehidupan kita seperti saat ini. Dulunya, saya pribadi bila sedang berada di warnet, paling banyak menghabiskan waktu untuk chatting, berkenalan dengan orang-orang baru. Saat itu website tidak sebanyak sekarang ini, jangankan memiliki akun jejaring sosial, emain saja sering mati gara-gara lebih dari 3 bulan ta