Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Televisi dan Internet

Saya membaca beberapa artikel media online. Katanya, pamor televisi makin menurun seiring dengan makin maraknya penggunaan internet sebagai media informasi. Untuk saat ini, internet tampaknya menjadi sumber media informasi utama. Kecepatan internet dalam meng-update informasi, bahkan seketika lebih cepat dibanding televisi. Karena alasan itulah banyak yang memprediksi internet akan lebih populer daripada televisi, hingga dunia pertelevisan akan mati. Saya pribadi kurang setuju dengan prediksi tersebut. Menurut saya, industri televisi masih akan populer dan berjalan seiringan dengan adanya internet. Banyak beberapa orang yang masih menggantungkan sumber informasinya dari televisi. Pun televisi bisa lebih variatif menampilkan beragam acara tak hanya bersifat informatif namun juga hiburan. Seperti layaknya radio dan media cetak, saya tidak yakin televisi akan mati begitu saja. Belakangan televisi mulai berkolaborasi dengan internet. Mereka tentunya tidak mau melewatkan begitu saja kepop

Internet Cepat Untuk Apa?

Dulu, ketika seorang Menkominfo mengucapkan kalimat seperti di judul, seketika menerima berbagai bullying. Namun serius, kita selayaknya mencermati kalimat "internet cepat untuk apa" tersebut dari segala sisi. Mengingat saat ini, kebutuhan internet kian intensif, segala aspek yang berhubungan dengannya layak menjadi pertimbangan, tak terkecuali dari segi kecepatan. Benar, sudah maksimalkan penggunaan internet yang kita lakukan. Jika hanya sekedar chatting, browsing di media sosial, tentunya kecepatan internet tak lagi jadi bahan prioritas. Dengan kecepatan yang biasa-biasa saja, aktivitas "hemat kuota" tersebut sudah cukup lancar untuk dilakukan. Namun, zaman semakin berubah. Orang kini tak lagi mengakses internet hanya untuk chatting dan browsing semata. Kalau cuma itu sih, sekitar 15 tahun yang lalu pun saya sudah bisa melakukannya. Kala itu kecepatan internet hanya kisaran kbps. Namun kini, orang akan protes jika kecepatannya tetap segitu. Kebutuhan makin berk

My Gadget

Dalam keseharian saya tampaknya sulit untuk dipisahkan dengan gadget-gadget yang mengakomodir segala kebutuhan. Dari kebutuhan untuk bekerja ataupun keperluan lain, biasanya saya mengandalkan gadget agar lebih mudah dan efisien saat dikerjakan. Setidaknya ada beberapa gadget yang kerap kali menjadi "andalan" saya setiap harinya. 1. Xiaomi Mi4i Smartphone yang saat ini menjadi andalan ataupun daily driver saya. Sebelumnya, saya amat mengandalkan ponsel LG Magna, namun karena beragam alasan, saya berpindah ke ponsel ini. Xiaomi Mi4i, meski berumur setahun lebih, namun masih cukup responsif dan mengakomodir segala kebutuhan yang saya perlukan. Xiaomi Mi4i masih bisa diandalkan untuk browsing internet yang menjadi kebutuhan utama saya dalam  menggunakan smartphone. Ponsel ini juga saya gunakan untuk menulis postingan blog. Karena saya lebih nyaman menulis dengan smartphone dibandingkan dengan laptop yang agak ribet. Terkadang, fitur GPS di Google Maps juga saya andalkan untuk

Ponsel Utama

Saya menggunakan LG Magna sebagai ponsel utama (daily driver). LG Magna merupakan ponsel kategori menengah kebawah. Harganya saat saya membelinya pun tidak sampai menyentuh dua juta rupiah. Jika dilihat dari spesifikasinya, ponsel ini tak terlalu istimewa, apalagi dibandingkan pabrikan Tiongkok keluaran terbaru, dengan harga yang serupa, bakal mendapatkan produk yang lebih baik, misalnya casing logam dan juga finger pring. Namun, saya masih sangat betah menggunakan ponsel LG Magna. Ponsel ini masih senantiasa menjadi daily driver yang menemani saya berkomunikasi, menjelajah internet, dan juga bekerja. Dari ponsel ini pun saya semakin belajar apa hakikatnya yang kita butuhkan dari sebuah ponsel pintar (smartphone) yang semakin populer belakangan ini. "Tidak ada ponsel yang sempurna." Ini masih menjadi istilah yang saya maklumi. Setiap ponsel memiliki karakteristik dan juga fitur menonjol. Satu ponsel dengan yang lain memiliki perbedaan karakteristik dan mungkin juga target p

Dunia Sosial Media

Sosial media sebenarnya sudah hadir saat pertama kali internet mulai populer. Ya, meskipun pada waktu tersebut tidak begitu populer, namun teknologi yang memungkinkan orang untuk saling berinteraksi dan bersosialisasi telah ada. Kita mengenalnya sebagai milis, atau juga chatting melalui mIRC, dan juga Yahoo Messenger, kemudian ada juga Friendster yang jadi cikal bakal media sosial yang modern. Booming media sosial mulai populer dengab kehadiran Facebook. Dengan Facebook, orang mulai saling berbagi informasi dan juga cerita. Bahkan sesekali dengan media sosial orang mulai menumpahkan curahan isi hatinya. Beragam gaya orang dalam menggunakan media sosial yang dimiliki. Dan rata-rata pengguna internet pasti memiliki akun media sosial, dan menggunakannya untuk saling berbagi. Beragam media sosial dengan karakteristiknya kini bermunculan. Sejak kegemilangan bisnis yang dilakukan oleh Facebook, telah menjadikan media sosial lain pun ikut bermunculan sebut saja Twitter, Linkedin, dan beraga

Trend Penyimpanan Awan

Penyimpangan Awan ( cloud storage ) sudah banyak pilihan saat ini. Dari yang mulai bawaan ponsel seperti Google Drive ataupun Apple iCloud, sampai yang berdiri sendiri seperti Dropbox dan lain sebagainya. Ada pula yang fokus di penyimpanan media seperti foto dan video seperti Google Photos dan juga Flickr. Semua tergantung pengguna, dan masing-masing menawarkan kapasitas penyimpanan gratis ataupun berbayar dengan harga langganan yang berbeda-beda. Bagi pekerja, kehadiran penyimpanan awan ini amat membantu. Tak lagi dipusingkan dengan beragam risiko yang kadang dialami oleh pengguna penyimpanan konvensional semacam flash disk dan juga hard disk eksternal. Risiko kehilangan dan dari sisi kepraktisan menjadi alasan orang lebih memilih menggunakan penyimpanan awan. Namun memang ada harga langganan yang harus dibayar. Ya, kecuali mungkin mengandalkan penyimpanan gratis yang ditawarkan. Penyimpanan awan akan semakin populer seiring dengan berkembangnya penggunaan internet dan ponsel pintar

Shazam, Bisa Gaya Seperti Ahli Musik

Terkadang, untuk mengusir kebosanan atau menemani dalam perjalanan, saya suka mendengarkan musik melalui earphone. Berhubung saya bukan fans musik ataupun penyanyi tertentu, saya lebih memilih untuk mendengarkan lagu-lagu baru. Nah, dulunya saat mendengarkan sebuah lagu enak namun tak tahu artis dan judul lagunya, saya memilih bertanya pada teman. Namun tentu saja cara ini terbilang kuno. Untungnya, saya menemukan sebuah aplikasi yang cukup keren, namanya Shazam. Aplikasi ini berfungsi untuk menginformasikan lagu ataupun musik yang didengarkan. Informasinya berisi judul lagu dan juga penyanyinya. Bahkan, terkadang ada liriknya juga. Informasi yang kita dapat dari Shazam pun bisa dibagi di beberapa media sosial seperti WhatsApp, Twitter, dan lain sebagainya. Sebenarnya sudah lama saya memiliki aplikasi ini, namun beberapa waktu yang lalu, aplikasi ini sukses membuat saya bergaya layaknya pengamat musik. Saat itu teman bertanya tentang lagu yang sedang diputar di bioskop. Dengan bantu