Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Daily Driver : Redmi 5 3/32

Sebulan belakangan, saya menggunakan ponsel dari Xiaomi yakni Redmi 5 sebagai ponsel utama (daily driver). Di pasaran, ponsel ini terdapat dua varian, yang pertama dengab RAM 2GB dan memori internal 16GB. Karena RAM dan memori internalnya terbatas saya memilih varian yang satunya lagi yakni RAM 3GB dan memori internal 32GB. Sebenarnya sudah lama saya memiliki ponsel ini, namun baru intens menggunakannya sebagao daily driver pada sebulan atau dua bulan belakangan. Sebagai ponsel utama, secara keseluruhan saya tidak memiliki masalah berarti saat menggunakannya. Dulu saya memiliki masalah di responsifitas layar. Ketika saya mengetik dengan menggunakan SwiftKey Keyboard, sempat terjadi delay ketika mengetik dan huruf yang keluar di layar. Tapi sejak diupdate ke MIUI 10, masalah responsifitas layar tersebut tidak lagi saya alami. Alasan utama saya memilih ponsel ini lebih karena ukuran layarnya yang pas di genggaman. Saya tidak terlalu suka menggunakan layar berukuran besar untuk daily driv

Tiga Aplikasi Mobile dari Microsoft yang Cukup Berguna

Microsoft merupakan raja di ranah komputer. Mayoritas pengguna PC dan laptop akan menggunakan OS Windows dari Microsoft. Tak seperti di komputer, Microsoft tampaknya agak keteteran bersaing di kebutahan perangkat mobile. Sempat mencoba dengab Windows Phone namun gagal, kini Microsoft tak seagresif bertarung di dunia mobile. Akan tetapi, menurut saya setidaknya ada 3 aplikasi dari Microsoft yang sangat berguna ketika digunakan secara mobile baik itu untuk ponsel maupun tablet. Berikut ketiga aplikasi tersebut. 1. Microsoft To-Do Aplikasi ini baru saya gunakan beberapa hari. Setiap harinya, mungkin ponsel saya adalah barang elektronik yang paling sering saya pegang dan bawa kemana-kemana. Saya termasuk orang yang gampang lupa dengan tugas dan janji. Sesuai namanya, aplikasi ini bisa menjadi pengingat (alarm) dan mengatur semua kegiatan kita setiap harinya. Aplikasi ini berfungsi selayaknya sekretaris yang akan mengingatkan jadwal kita. Bagi Anda yang gampang lupa seperti saya, ada baik

Twitter, Media Sosial Informatif

Saya memiliki akun twitter (@aslich) sejak Juli 2009. Sudah cukup lama, dan hingga hari ini, akun tersebut masih aktif. Saya kebanyakan menggunakan Twitter, karena media sosial (medsos) ini memberikan berbagai informasi dan berita dengan cukup ringkas. Biasanya, saya mengikuti beberapa akun media online, pun tokoh-tokoh yang lumayan aktif membagikan ide ataupun kulwit sederhana yang menambah pengetahuan. Setiap harinya, linimasa (timeline) saya berisi beragam judul sebuah berita ataupun artikel. Bila tertarik dengan suatu judul, biasanya saya akan membuka link yang menyertainya. Saya jarang berkomentar sebelum membaca isinya, karena sekarang banyak judul yang menipu dan hanya mengharapkan klik (clickbait), yang tidak sesuai antara judul dan isinya. Oh ya, saya juga berhenti mengikuti (unfollow) beberapa akun yang sering clickbait, meskipun akun tersebut adalah milik media ternama dan memiliki banyak follower, karena bagi saya, clickbait bisa memberikan salah tafsir terutama pada penggu

Iseng Review Blackberry Z3

Menggunakan Blackberry OS10 di 2018? Saya adalah salah satu orang yang tidak ikut euforia menggunakan Blackberry di "masa jayanya" karena kendala dana. Maklum, saat itu harga device Blackberry begitu mahal. Untuk Blackberry entry level macam BB Gemini pun saat itu harganya bisa diatas 2 juta rupiah. Saya baru berkesempatan mencoba Blackberry OS10 di tahun 2018 ini. Ada yang menjual Blackberry Z3 kondisi baru (stok lama) dengan harga 600 ribuan, langsung saya beli. Pertama kali menggenggam ponsel ini saya merasa agak sayang Blackberry bisa meredup tergerus oleh Android dan iOS yang menguasai pasar. Ponsel Blackberry Z3 ini nyaman digunakan, serta modelnya pun tidak terlalu mainstream seolah menunjukkan ciri khas Blackberry. Berbagai ciri khas itu bisa kita temui juga di Blackberry Aurora. Kembali ke Blackberry Z3, saat menggunakannya saya merasa sebetulnya ponsel ini memiliki potensi. Buka tutup antar aplikasi terbilang gegas meski hanya menggunakan RAM 1.5GB. Namun lagi-lagi

Bermain Mobile Legend

Mobile legend merupakan salah satu game daring paling populer di Indonesia. Kepopuleran mobile legend di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Mobile legend merupakan salah satu gim yang dapat dimainkan di ponsel pintar ( smartphone ). Uniknya, kita tidak memerlukan smartphone dengan spesifikasi tinggi guna memainkan gim daring ini. Karena di Indonesia banyak beredar ponsel dengan spesifikasi "seadanya", hal tersebut turut membuat kepopuleran permainan ini semakin meningkat. Bahkan di ponsel dengan RAM 1GB pun ponsel ini sudah dapat dimainkan. Mobile legend merupakan salah satu permainan bergenre MOBA ( Multiplayer Online Battle Arena ). Permainan ini membutuhkan strategi dan kekompakan tim untuk meraih kemenangan. Sayangnya, dengan kepopuleran gim ini justru banyak anak di bawah umur yang ikut memainkannya. Namanya juga anak di usia di bawah remaja, sukar diatur dan mainnya terbilang asal. Saya tidak asal menebak, melihat sendiri ada anak kelas 1 SD memainkan gim ini. Anak

It's Time to Say Goodbye

Bukan, saya bukan ingin berhenti menulis blog. Bagaimanapun blog ini merupakan sarana saya menuangkan gagasan yang terkadang tidak penting. Saya membicarakan mengenai Google+ , media sosial dari Google. Mulai Agustus 2019, media sosial yang memiliki semangat untuk menyaingi Facebook ini akan tutup. Google mengatakan alasan menutup layanan ini dikarenakan kebocoran data pengguna. Namun menurut saya pribadi, alasan utama sebenarnya mungkin karena makin sepinya pengguna. Sebenarnya fenomena ini sepertinya anomali. Android, sistem operasi buatan Google merupakan OS ( Operating System) paling besar secara pengguna di dunia. Seharusnya dengan kepopuleran Android, menjadikannya "senjata" untuk membesarkan Google+, ketimbang penggunanya harus menggunakan layanan media sosial lainnya. Di tahun 2011, saya merupakan generasi awal yang bisa mencicipi Google+. Seperti kita ketahui saat itu (dan juga sekarang) Facebook begitu dominan, sehingga Google berniat menyainginya dengan menghadirka

Second Phone : Nokia 1

Gambar
Ponsel dengan RAM 1GB di 2018 terdengar meragukan untuk digunakan. Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku pada Nokia 1. Ponsel ini sudah saya gunakan selama 3 bulanan menemani daily driver. Ponsel ini menggunakan Android Go, OS dari Google yang dapat memaksimalkan ponsel dengan spesifikasi rendah agar lebih nyaman digunakan. Meskipun menggunakan software yang sudah dioptimalisasi, namun terkait spesifikasi, tentu saja ponsel ini kurang cocok digunakan untuk spesifikasi berat, misalnya saja game. Karena itu, ponsel ini lebih saya gunakan untuk media sosial dan browsing ringan. Untuk mendukung aktivitas tersebut pun saya lebih memilih aplikasi lite seperti Facebook Lite, Twitter Lite, dan LinkedIn Lite. Tentu saja kenyamannya sedikit di bawah aplikasi reguler. Maksud lain dari aplikasi lite ini selain lebih ringan juga cukup irit disimpan di memori internal. Maklum, ponsel ini hanya memiliki penyimpanan internal sebesar 8GB saja. Ponsel ini memiliki dimensi kecil, dibanding smartpho

Daily Driver : LG K10 (2017) di Tahun 2018

Gambar
Sebagai ponsel utama (daily driver) saat ini saya menggunakan ponsel dari LG. Ponsel ini keluar sekitar akhir 2016, atau hampir dua tahun lamanya. Namun, saya baru menggunakannya sekitar 6 bulan terakhir, itupun karena sedang ada diskon clearance sale . Ponsel LG K10 (2017) sebenarnya merupakan ponsel mid end  dengan spesifikasi yang terbilang seadanya. RAM yang hanya 2GB, serta memori internal yang terbilang kecil untuk jaman sekarang (16GB) di atas kertas tampaknya banyak yang meremehkannya. Namun, dalam 6 bulan terakhir menjadikannya ponsel utama, saya menilai LG K10 (2016) tidak ada kendala yang berarti. Performa Lumayan Ponsel K10 (2017) ini saya gunakan untuk mendukung pekerjaan. Sebagian besar ponsel saya gunakan untuk media sosial, messaging (WhatsApp dan Telegram), dan juga berkirim email. Saya tidak menggunakannya untuk bermain game, karena memori internal yang cukup mepet. Oh ya, selain itu saya menggunakan ponsel ini juga untuk streaming video dan mendengarkan musik melalui

18 : 9

Di tahun 2018 ini, selain ponsel "berponi" yang menjadi tren adalah layar memanjang dengan rasio 18 : 9. Konon, rasio layar 18 : 9 menjadikan ponsel memiliki sudut pandang yang lebih luas ketimbang ponsel dengan layar 16 : 9. Benarkah demikian? Saya sudah mencoba beragam tipe ponsel dengan rasio layar 18 : 9, menurut saya tidak terlalu memiliki perbedaan dengan layar konvensional. Hanya saja, satu hal yang saya perhatikan, layar dengan rasio 18 : 9 tampak terlihat lebih cantik ketimbang sebelumnya. Lantas perlukah beralih ke layar 18 : 9. Untuk menjawabnya kita dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Pada dasarnya, layar 18 : 9 ketika dipakai menonton video yang masih belum mendukung resolusi ini, ketika di-zoom akan menjadikan tampilannya terpotong. Berbeda dengan ketika menonton video 18 : 9 di layar 16 : 9 akan ada border hitam di atas dan bawah. Itulah alasannya kenapa saya mengatakan resolusi 18 : 9 tidak terlalu mengubah penampilan secara signifikan. Keunggulan lain laya

Ponsel Lokal

Advan menjadi ponsel pabrikan lokal yang mampu menembus tiga besar peringkat penjualan di Indonesia. Berdasarkan data ini, saya menjadi tertarik untuk mencobanya. Selama ini, pengalaman saya menggunakan ponsel merk lolak senantiasa buruk. Mulai dari build quality yang ringkih, earpice kadang kurang jelas, dan permasalahan lainnya. Overall saya memakluminya karena mungkin demi mengejar harga yang terjangkau, pabrikan lokal sedikit mengurangi fitur ataupun kualitas. Karena terkenal "gampang rusak" itulah saya jarang melirik ponsel pintar. Namun melihat data dari IDC diatas yang menempatkan salah satu produsen ponsel sebagai ponsel terlaris ketiga membuat saya penasaran. Demi mengobati kekecewaan, maka saya telah mencoba Advan I5C Duo untuk pembanding. Kebetulan saya mendapatkannya melalui flash sale di salah satu marketplace online. Saya menggunakannya selama sebulan sebagai daily driver (ponsel utama). Selama penggunaan saya lebih sering menggunakannya untuk sosial media, dan

Tips Membeli Ponsel Bekas Secara Online

Kasus penipuan jual beli online saat ini makin marak. Salah satunya terkait jual beli ponsel bekas secara online. Ponsel bekas yang beredar secara luas di marketplace online kebanyakan berasal dari luar negeri. Alasan menjamurnya ponsel bekas ini karena dengan spesifikasi tinggi, kita mendapatkannya dengan harga yang lumayan terjangkau. Saya sendiri sudah tiga kali membeli ponsel pintar (smartphone) bekas secara online, dan sejauh ini tetap lumayan memuaskan. Berikut sedikit masukan dari saya jika Anda ingin membeli ponsel secara online. 1. Beli di Marketplace Terpercaya dan Baca Deskripsi Produk dengan Hati-Hati Saat ini, banyak marketplace terpercaya di internet. Sebut saja Bukalapak, Tokopedia, Shopee dan lain sebagainya. Saya biasanya membeli ponsel di Tokopedia. Kala mencari ponsel bekas, baca baik-baik deskipsi produk yang diberikan oleh penjual. Perhatikan garansi personal yang diberikan, kekurangan atau cacat pada ponsel, ketersediaan jaringan, dan lain sebagainya sebelum mem

Memilih Ponsel untuk Jangka Panjang

Belakangan ini, perkembangan ponsel pintar tampak semakin cepat. Hampir tiap bulan, ada saja ponsel baru yang launching. Mengikutinya, tentu saja akan sangat berat. Bagi beberapa orang dengan dana terbatas, lebih memilih menggunakan ponsel untuk jangka panjang. Berikut beberapa pertimbangan jika hendak membeli ponsel untuk digunakan secara jangka panjang (hingga 1-2 tahun ke depan). Oh ya, pertimbangan ini berdasarkan penggunaan ponsel Android ya. 1. Pilih OS Minimal Dua Generasi di Bawah Saat Ini Misalnya, saat ini OS Android adalah 8.0 Oreo, maka spesifikasi minimal ketika hendak membeli ponsel adalah 6.0 atau Marshmallow. Dengan OS ini maka aplikasi-aplikasi terbaru masih bisa diikuti. Apalagi jika pilihannya ponsel yang memiliki user interface (UI) sendiri seperti Xiaomi dengan MIUI-nya, biasanya rajin memberikan update soffware. 2. RAM Minimal 2GB, Memori Internal 16GB Pilihan RAM minimal 2GB dengan memori internal 16 GB sudah cukup, jangan kurang dari itu. Karena aplikasi-apl

Bergantung Pada Ponsel Pintar

Generasi saat ini hampir semuanya memiliki ponsel pintar(smartphone). Dari mulai anak-anak hingga dewasa. Beragam niatan dan juga kegiatan yang dapat dilakukan oleh ponsel pintar. Chatting, browsing, bahkan bermain game bisa dilakukan menggunakan ponsel. Sesuatu yang bertahun-tahun lalu mungkin tidak terpikirkan. Dulu mungkin orang hanya berpikir menggunakan ponsel hanya sebagai alat komunikasi saja. Bahkan dengan harga yang lumayan mahal, ponsel hanya dimiliki oleh beberapa kalangan saja. Namun perkembangan zaman memang semakin meningkat. Ponsel kini tak hanya sekedar alat komunikasi. Makin terjangkaunya ponsel bahkan membuat hampir semua orang memilikinya. Berbeda dengan puluhan tahun lalu, ponsel kini menjadi sebuah hal yang berhubungan erat dengan sendi kehidupan. Sebenarnya bukan faktor ponselnya saja, namun teknologi yang menyertai dan diterapkan pada ponsel lah yang telah menjadikannya penting bagi kehidupan. Seperti saya singgung diatas, ponsel pintar saat ini merupakan salah

Perlu RAM Berapa di Smartphone?

RAM (Random Access Memory) adalah salah satu komponen penting pada sebuah ponsel pintar (smartphone), mudahnya komponen ini berguna untuk mengerjakan beberapa tugas secara bersama-sama. Karena pengguna ponsel saat ini gemar membuka beragam aplikasi secara bersamaan, menjadikan produsen berlomba-lomba mengeluarkan ponsel dengan spesifikasi RAM yang besar. Ambil contoh Infinix Zero 5 dengan 6 GB RAM serta OnePlus 5T dengan 8 GB RAM. Sebenarnya berapa minimal RAM yang diperlukan agar bisa nyaman menggunakan sebuah ponsel? Jawaban antara pengguna satu dengan yang lain amat beragam. Saya sendiri bukanlah orang yang kerap melakukan multitasking. Saya hanya membuka aplikasi yang hendak digunakan, dan menutupnya ketika selesai. Hanya saja, beberapa aplikasi seperti chatting saya tetap biarkan berjalan di background. Dengan pemakaian ala saya, menggunakan ponsel untuk media sosial, dan chatting serta beberapa tugas ringan seperti browsing dan menulis catatan, RAM sebesar 1,5 GB milik LG K8 LT

Mematikan Jaringan 2G? Tunggu!

Tahun 2018 ini, saya masih berkeyakinan masih banyak yang menggunakan ponsel 2G. Biasanya, pengguna ponsel ini hanya untuk telepon dan SMS saja. Maklum, jika digunakan untuk berinternet, kualitas jaringannya sangat lamban unuk jaman sekarang dimana sinyal 4G sudah semakin merata. Beberapa waktu yang lalu, Smartfren telah mematikan layanan CDMA-nya. Dengan demikian, sudah tidak ada lagi layanan CDMA (2G ataupun 3G) yang bertahan di Indonesia. Maklum, Smartfren adalah operator CDMA terakhir yang mampu bertahan, saat ini lebih fokus mengembangkan jaringan 4G LTE. Lantas bagaimana dengan nasib pengguna jaringan 2G GSM? Agak dilematis, mengingat masih banyak juga penggunanya. Bukan hanya pengguna feture phone saja, namun juga pengguna smartphone dual sim yang biasanya jaringan nomor kedua di-lock pada jaringan 2G. Saya secara pribadi pun masih menggunakan jaringan 2G untuk bertelepon meski tidak terlalu sering. Beberapa kali sih teman menelepon menggunakan WhatsApp, namun

Bila Tanpa Media Sosial

Media sosial apapun itu belakangan saya rasakan terlalu berisik untuk hal yang remeh. Platform digital yang sebelumnya berfungsi untuk saling bermasyarakat secara maya ternyata berubah fungsi menjadi media pamer, saling mengungkapkan kebencian dan lain sebagainya. Media sosial itu bebas. Bahkan mungkin karena terlalu bebas, orang bisa saja menjadi pribadi yang berbeda kala berada di media sosial. Jika di kehidupan sebenarnya mungkin dia bisa menjaga sikap (jaim). Beda hal kala di media sosial yang cenderung bisa bebas mengungkapkan apa yang dirasakannya. Saya berpendapat kita perlu memiliki media sosial. Setiap hal memiliki muatan positif dan negatif. Namun saya tetap berpendapat bahwa sebaiknya semua pengguna internet memiliki setidaknya satu akun media sosial. Selain sebagai media berinteraksi, media sosial juga mewakili identitas seseorang di internet. Tentuny identitas yang sebenarnya dengan beberapa batasan menjadi salah satu kontrol diri menjaga sikap di media sosial. Media so