Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Perlu RAM Berapa di Smartphone?

RAM (Random Access Memory) adalah salah satu komponen penting pada sebuah ponsel pintar (smartphone), mudahnya komponen ini berguna untuk mengerjakan beberapa tugas secara bersama-sama. Karena pengguna ponsel saat ini gemar membuka beragam aplikasi secara bersamaan, menjadikan produsen berlomba-lomba mengeluarkan ponsel dengan spesifikasi RAM yang besar. Ambil contoh Infinix Zero 5 dengan 6 GB RAM serta OnePlus 5T dengan 8 GB RAM. Sebenarnya berapa minimal RAM yang diperlukan agar bisa nyaman menggunakan sebuah ponsel? Jawaban antara pengguna satu dengan yang lain amat beragam. Saya sendiri bukanlah orang yang kerap melakukan multitasking. Saya hanya membuka aplikasi yang hendak digunakan, dan menutupnya ketika selesai. Hanya saja, beberapa aplikasi seperti chatting saya tetap biarkan berjalan di background. Dengan pemakaian ala saya, menggunakan ponsel untuk media sosial, dan chatting serta beberapa tugas ringan seperti browsing dan menulis catatan, RAM sebesar 1,5 GB milik LG K8 LT

Mematikan Jaringan 2G? Tunggu!

Tahun 2018 ini, saya masih berkeyakinan masih banyak yang menggunakan ponsel 2G. Biasanya, pengguna ponsel ini hanya untuk telepon dan SMS saja. Maklum, jika digunakan untuk berinternet, kualitas jaringannya sangat lamban unuk jaman sekarang dimana sinyal 4G sudah semakin merata. Beberapa waktu yang lalu, Smartfren telah mematikan layanan CDMA-nya. Dengan demikian, sudah tidak ada lagi layanan CDMA (2G ataupun 3G) yang bertahan di Indonesia. Maklum, Smartfren adalah operator CDMA terakhir yang mampu bertahan, saat ini lebih fokus mengembangkan jaringan 4G LTE. Lantas bagaimana dengan nasib pengguna jaringan 2G GSM? Agak dilematis, mengingat masih banyak juga penggunanya. Bukan hanya pengguna feture phone saja, namun juga pengguna smartphone dual sim yang biasanya jaringan nomor kedua di-lock pada jaringan 2G. Saya secara pribadi pun masih menggunakan jaringan 2G untuk bertelepon meski tidak terlalu sering. Beberapa kali sih teman menelepon menggunakan WhatsApp, namun

Bila Tanpa Media Sosial

Media sosial apapun itu belakangan saya rasakan terlalu berisik untuk hal yang remeh. Platform digital yang sebelumnya berfungsi untuk saling bermasyarakat secara maya ternyata berubah fungsi menjadi media pamer, saling mengungkapkan kebencian dan lain sebagainya. Media sosial itu bebas. Bahkan mungkin karena terlalu bebas, orang bisa saja menjadi pribadi yang berbeda kala berada di media sosial. Jika di kehidupan sebenarnya mungkin dia bisa menjaga sikap (jaim). Beda hal kala di media sosial yang cenderung bisa bebas mengungkapkan apa yang dirasakannya. Saya berpendapat kita perlu memiliki media sosial. Setiap hal memiliki muatan positif dan negatif. Namun saya tetap berpendapat bahwa sebaiknya semua pengguna internet memiliki setidaknya satu akun media sosial. Selain sebagai media berinteraksi, media sosial juga mewakili identitas seseorang di internet. Tentuny identitas yang sebenarnya dengan beberapa batasan menjadi salah satu kontrol diri menjaga sikap di media sosial. Media so