Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Bijak dan Produktif Menggunakan Ponsel

Gaya hidup digital kini makin populer. Di era tahun 1990an, ponsel merupakan salah satu barang mewah, hanya beberapa orang yang memilikinya. Tarif telepon dan SMS pun kala itu masih terbilang mahal. Dan kala itu memang hanya menawarkan fungsi standar berupa telepon dan SMS. Penggunaan ponsel kala itu lebih pada alat telekomunikasi mobile yang menggantikan peran telepon rumah. Perkembangan telekomunikasi semakin pesat. Kini, macam ponsel pun lebih variatif. Penggunaan ponsel kini pun tak terbatas sebagai alat telekomunikasi biasa. Ponsel kini menjadi bagian dari gaya hidup digital. Intensitas penggunaan ponsel pun meningkat, dari mulai bangun tidur hingga larut malam, bahkan di toilet pun ponsel masih tetap ada dalam genggaman. Alat Pengatur Waktu Hampir semua ponsel memiliki gitu alarm dan agenda. Tak perlu ponsel pintar ( smartphone ), ponsel biasa pun dapat digunakan mengatur waktu agar lebih teratur. Fitur alarm bisa digunakan untuk lebih teratur dan disiplin dal

Berpikir Sebelum Memposting

Di tengah kemacetan di jalanan Jakarta, saya terinspirasi untuk menulis tulisan ini. Saya tertarik untuk ikut mengomentari isu terkini yang menyeret Puteri Indonesia 2015 yang di- bully setelah memposting foto di Instagram yang memperlihatkan dirinya memakai kaos bergambar palu arit yang identik dengan simbol Partai Komunis Indonesia (PKI), organisasi ataupun paham yang dilarang keberadaannya di Indonesia. Ada hal yang menarik, ternyata tingkat pendidikan tidak begitu mempengaruhi kedewasaan dalam menggunakan media sosial. Kasus-kasus yang terkait media sosial beberapa diantaranya justru menimpa seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi. Ambil contoh kasus mahasiswi S2 yang dianggap menghina sebuah kota, hingga yang terbaru, seperti yang menimpa Puteri Indonesia tadi. Menjadi Puteri Indonesia bukanlah status yang sembarangan. Menjadi Puteri Indonesia tentulah mengalami proses seleksi yang ketat dan bukan orang sembarang. Dan mengingat posisinya sebagai publik figur, te

Popularitas di Media Sosial

Suatu Sore diantara linimasa Twitter saya, ada yang share sebuah link membahas hal yang cukup menarik. Di artikel tersebut, membahas seorang yang populer di Twitter atau lebih dikenal dengan selebtwit. Berbeda dengan selebtwit yang lain, untuk seseorang ini terbilang cepat untuk populer. Dan ternyata, popularitasnya didapat dengan cara menjiplak kutipan ( quote ) orang lain serta membeli follower sebagai modal. Setiap Orang Populer dengan Caranya Sah-sah saja mengejar popularitas. Pun tak hanya di dunia nyata, di media sosial juga ingin sekali menjadi terkenal. Hanya saja, popularitas bukanlah hal pokok dan utama dalam bermedia sosial. Apalagi jika popularitas didapat dengan cara tidak jujur seperti mengaku-aku karya ataupun kutipan orang lain seolah merupakan ciptaannya. Sungguh, itu bukanlah hal yang etis bermediasosial. Paling pokok, media sosial adalah tempat berinteraksi. Satu sama lain memiliki kesempatan mengutarakan pendapatnya. Satu sama lain juga ingin did

Benda Pribadi Bernama Ponsel

Telepon seluler (ponsel), apapun bentuknya, di saat ini merupakan salah satu benda pribadi. Saking pribadinya, benda ini bahkan menemani kapanpun dan dalam kondisi apapun. Bahkan, beberapa orang merasa khawatir dan ketakutan, seperti ada yang hilang ketika ponsel tertinggal atau rusak. Beberapa orang bahkan bisa stress dan bad mood kala ponselnya mengalami gangguan semisal sinyal yang tiba-tiba hilang ataupun baterai yang cepat habis. Ponsel saat ini menyimpan berbagai rahasia dan urusan pribadi sang pemilik. Dari mulai misalnya kontak kenalan, hingga percakapan teks yang tidak seharusnya diketahui oleh orang lain selain sang pemilik. Dari mulai hal yang sederhana macam percakapan telepon ataupun pesan teks. Meski sederhana, percakapan telepon ataupu teks ini bisa menjadi sesuatu yang serius bila tersebar. Belum lagi ponsel saat ini sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan. Bila bukan karena alasan kuat, semua itu merupakan data pribadi yang tidak berhak diketahui ole