Bot dan Spammer yang Menjengkelkan
Media sosial yang sedang populer saat
ini. Untuk itu, banyak yang memanfaatkan untuk turut populer juga memanfaatkan
sosial media ini. Misalnya saja untuk pemilik sebuah usaha, memanfaatkannya
sebagai media promosi yang murah, serta banyak menjangkau banyak orang. Maklum,
beriklan dan berpromosi di media massa seperti televisi, surat kabar ataupun
internet, masih terbilang mahal, terutama bagi ekonomi kecil. Promosi melalui
media sosial macam Facebook dan Twitter, pun menjadi favorit beberapa pelaku
usaha. Tak jarang, beberapa teknik promosi memanfaatkan "bot" yang
secara otomatis mencari keyword tertentu dan mengirim mention ke
"target" promosi yang dituju. Isinya tentu saja kadang tidak nyambung
dengan apa yang sebenarnya diposting oleh seseorang. Ambil contoh, ketika Anda
sedang berbalas mention dengan teman, kemudia mengetik sebuah keyword
tertentu, bisa jadi setelah itu akan masuk mention dari akun yang tidak dikenal
menawarkan sesuatu. Dan jika diperhatikan, di twit yang bersangkutan, isinya
semua sama, hanya berfungsi untuk berpromosi secara acak menjaring banyak orang
yang telah menuliskan keyword tertentu.
Jika sekali dua kali, mungkin kita
tak terlalu memperhatikan, namun beda situasinya jika diskusi kita
"diganggu" dengan hadirnya mention dari bot yang tidak jelas.
Misalnya saja bot di Twitter yang digunakan untuk berpromosi menjual jasa
menambah follower secara instan. Setiap menulis keyword "follower"
satu bahkan beberapa bot bisa jadi akan mengeroyok tab mention kita. Dan
takutnya hal tersebut justru mengganggu ketika menutupi mention yang sebenarnya
perlu kita baca dan balas.
Sebenarnya, berpromosi melalui media
sosial adalah hal tepat dan sah-sah saja untuk dilakukan. Sesuai namanya, media
sosial menjadi media interaksi dengan banyak orang sekaligus. Jejaring sosial
merupakan pangsa pasar yang sangat potensial, mengingat mayoritas orang
memiliki setidaknya satu akun media sosial. Hanya saja, berpromosi yang tidak
jelas melalui bot, saya rasa bukan pilihan yang tepat. Dalam berpromosi,
tentunya perlu dikembangkan cara yang menyenangkan serta menarik rasa ingin
tahu seseorang, dan bot yang kebanyakan akun palsu, tentunya tidak bisa
melakukannya secara tepat. Beda dengan orang yang berpromosi secara serius.
Dimana akun mediasosialnya secara teratur mentwit ataupun memposting misalnya
ilmu-ilmu dan tips-tips terkait apa yang dipromosikan. Dan juga akun media
sosial secara interaktif melayani calon customer-nya, tentunya orang pun
akan lebih tertarik daripada sekedar bot yang terbilang mengganggu secara tidak
jelas.
Tak hanya di Twitter, aksi berpromosi
secara membabibuta pun ada di Facebook dan mungkin juga E-Mail. Sebagai contoh,
di Facebook dengan memanfaatkan tag atau tanda di foto. Dengan menanda
orang-orang secara asal agar minimal membaca iklan dan promosi yang dituju. Dan
mungkin tag-tag tersebut mengganggu serta tidak disukai beberapa orang yang
asal ditandai.
Cara berpromosi dengan media sosial
memang efektif dan efisien. Hanya saja, seperti cara berpromosi yang lain,
harusnya bisa menarik dan menyenangkan. Sesuatu seperti spam dan bot justru
menimbulkan kejengkelan bagi beberapa yang tidak suka. Jadi mungkin ada baiknya
media sosial benar-benar digunakan sewajarnya untuk saling berinteraksi. Bila
tercipta hubungan antara penjual dan calon konsumen, menurut saya promosi yang
disampaikan pun akan lebih tepat sasaran.
Komentar