Postingan

Mencatat

Seberapa hebat daya ingatan seseorang, tentunya tidak akan mampu 100% mengingat semua memori. Pun ketika belajar, guna mengulang kembali apa yang telah kita pelajari tentunya membutuhkan sebuah catatan. Beberapa hari terakhir ini, saya begitu mengerti pentingnya arti sebuah catatan. Belakangan ini, saya memiliki banyak waktu luang untuk berselancar di internet. Saya pun mulai kembali membaca banyak artikel, ebook-ebook gratisan yang jumlahnya sangat banyak di internet. Sebagai salah seorang manusia biasa, saya tentunya tidak dapat mengingat apa saja yang saya baca. Itulah fungsi mencatat. Catatan tersebut diperlukan hanya untuk sekedar mengingatkan diri sendiri pada apapun yang kita temukan. Mencatat secara luas banyak sekali caranya. Menuliskan di aplikasi seperti Word atau Notepad , bookmark situs di aplikasi, bahkan mengabadikan dalam bentuk gambar (foto, tangkapan layar) semua dengan tujuan yang sama, mengingatkan kembali sebuah momen belajar kita. Ilmu itu begitu mahal, sementa

Autentikasi Dua Faktor

Dewasa ini, penggunaan ponsel pintar ( smartphone ) menjadi sangat penting. Smartphone dengan beragam aplikasi di dalamnya menjadi sarana bagi orang untuk beraktivitas, bekerja, dan juga hiburan. Smartphone menjadi salah satu perangkat yang memungkinkan penggunanya untuk memasuki dunia digital. Beragam aktivitas digital di dalam smartphone tentu saja faktor keamanan menjadi aspekpenting yang patut menjadi perhatian. Kasus-kasus pelanggaran keamanan dan privasi, belakangan ini menjadi topik pembahasan berbagai media. Meskipun sudah ada UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) namun, kasus peretasan sebagai salah satu pelanggaran privasi masih marak terjadi dan memakan banyak korban. Sebenarnya, beberapa aplikasi sudah mengakomodir penggunanya untuk melakukan pengamanan dengan lebih ketat, salah satunya melalui metode Autentikasi Dua Faktor ( two factor authentication ). Jenis pengamannya pun beragam misalnya menggunakan SMS untuk mengirimkan kode OTP ( One Time Password ) dan

Work From Home

Sudah hampir satu bulan para pekerja di Indonesia memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah (work from home). Kebijakan ini diambil menyusul adanya pandemi virus korona (Corona Virus Disease / COVID-19). Untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan, maka dari itu semua orang diharapkan untuk tidak keluar rumah, pun termasuk untuk bekerja. Dengan diterapkannya WFH (Work From), maka para karyawan akan lebih banyak mengandalkan aplikasi-aplikasi untukmendukung pekerjaannya. Berikut 5 aplikasi yang sering saya gunakan untuk WFH. 1. Office Mobile Aplikasi buatan Microsoft ini seolah menjadi hal yang wajib ada di setiap ponsel. Dengan aplikasi ini,membuat maupun mengedit dokumen tidak harus dilakukan melalui komputer. Saya sering bekerja menggunakan ponsel pintar. Untuk memudahkan saat menggunakannya, saya memadukannya dengan keyboard bluetooth. 2. Spark Email Aplikas email client Spark saya gunakan untuk berkirim dan menerima email. Alasan saya menggunakannya adalah karena aplikasi ini me

Gawai dan Produktivitas

Benda apa yang selalu Anda gunakan hampir setiap hari? Rata-rata dari Anda akan menjawab ponsel pintar (smartphone). Tidak salah, karena benda tersebut memang sangat akrab dengan kehidupan saat ini. Makin berkembangnya internet, serta gaya hidup serba digital akan semakin menguatkan penggunaan gawai (gadget) seperti ponsel menjadi sangat penting. Hanya saja, penggunaan ponsel pintar kerap kali menjadi kambing hitam penurunan produktivitas seseorang. Orang justru menjadi tidak fokus dalam bekerja karena terganggu dengan notifikasi ponselnya. Padahal seperti yang kita ketahui pula, ponsel pintar juga bisa menjadi alat untuk semakin memudahkan pekerjaan. Kenapa ponsel menjadi kambing hitam menurunnya produktivitas seseorang? Menurut saya ada yang salah dengan penggunaan ponsel kita selama ini. Aplikasi-aplikasi media sosial begitu menggoda kita untuk berinteraksi. Sebagai makhluk sosial, tentunya generasi saat ini memiliki akun medsos sebagai sarana aktualisasi diri. “Candu” bermediasosia

Bekerja di Era Digital

Saya menulis artikel in dengan menggunakan smartphone dipadukan dengan keyboard bluetooth. Sejauh ini bekerja dengan kedua alat ini termasuk nyaman. Sedikit menghemat waktu ketimbang menggunakan virtual keyboard bawaan ponsel. Zaman sekarang, kemampuan ponsel sudah hampir setara komputer. Pekerjaan “ringan” seperti mengetik bisa dilakukan di ponsel. Dengan kondisi seperti ini, tak heran generasi millenial sekarang sudah tidak terlalu banyak pertimbangan untuk bekerja di mana saja. Alih-alih harus mengeluarkan ponsel, kita sudah bisa bekerja dengan nyaman hanya menggunakan ponsel. Tren bekerja di mana saja sekarang telah mengubah pola pikir serta gaya hidup digital. Sejak internet, ponsel pintar, dan media sosial berkembang, maka muncullah ide-ide serta bisnis-bisnis baru yang “serba online”. Multitasking Dalam Bekerja Tak hanya memudahkan, era digital saat ini mengharuskan kita untuk bisa bekerja secara multitasking. Perangkat yang kita gunakan tidak didesain secara spesifik untuk beke

Review Microsoft Office for Android

Microsoft meluncurkan aplikasi Office terbaru untuk Android. Aplikasi ini masih berupa akses awal ( BETA ). Untuk mencobanya, saya akan menyertakan link di akhir artikel. Aplikasi ini sudah saya gunakan sekitar dua minggu. Secara keseluruhan, saya puas menggunakan aplikask ini dan memutuskan untuk mencopot aplikasi office  lainnya. Bisa Sinkron dengan OneDrive Karena aplikasi ini dikembangkan oleh Microsoft, maka aplikasi ini memiliki keunggulan untuk dapat disinkronisasi dengan OneDrive. Dokumen yang ada di dalam OneDrive dapat di- edit melalui aplikasi Office. Pun dengan dokumen yang kita buat dapat disimpan di OneDrive agar bisa di- edit  kembali di perangkat lain dengan fitur sinkronisasi otomatisnya. Tidak memiliki akun Microsoft? Office juga memungkinkan dapat menyimpan dokumen ke memori internal ataupun eksternal (microSD). Tempilan aplikasi Office for Android ini sangat sederhana namun kaya fitur. Sesuai namanya, kita dapat membuat maupun mengubah dokumen Office (Excel, Word, P

Review Vivo Z1 Pro (4/64) : Tidak Hanya Untuk Gamers

Saya mendapatkan Vivo Z1 Pro (4/64) ketika awal-awal beredar di pasaran. Saya membelinya pada 17 Agustus 2019. Saat itu, versi RAM 6GB belum beredar di pasaran. Bayangan saya ketika awal menggunakannya, ponsel ini diperuntukkan para gamers yang hendak berlama-lama menggunakannya. Maklum, ponsel ini dilengkapi dengan SoC Snapdragon 712 dan baterai besar 5000 mAh. Cukuplah untuk bermain seharian. Setelah menggunakan ponsel ini sekitar 3 bulan, penilaian saya agak sedikit berubah. Ponsel ini menarik untuk dilirik, tidak hanya untuk para gamers  namun juga pengguna kasual seperti orang kebanyakan. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan Anda untuk mencoba ponsel ini meskipun bukan seorang gamers : 1. Layar Lega dengan Tompel Vivo Z1 Pro memiliki layar berukuran 6.53 inch dengan screen to body ratio  mencapai 83.4% serta resolusi Full HD+ 1080p. Dengan layar yang lumayan luas seperti itu, ponsel ini sangat nyaman untuk dipakai bekerja ataupun media sosial. Saya mengetik post ini menggunaka