Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Iseng Review Blackberry Z3

Menggunakan Blackberry OS10 di 2018? Saya adalah salah satu orang yang tidak ikut euforia menggunakan Blackberry di "masa jayanya" karena kendala dana. Maklum, saat itu harga device Blackberry begitu mahal. Untuk Blackberry entry level macam BB Gemini pun saat itu harganya bisa diatas 2 juta rupiah. Saya baru berkesempatan mencoba Blackberry OS10 di tahun 2018 ini. Ada yang menjual Blackberry Z3 kondisi baru (stok lama) dengan harga 600 ribuan, langsung saya beli. Pertama kali menggenggam ponsel ini saya merasa agak sayang Blackberry bisa meredup tergerus oleh Android dan iOS yang menguasai pasar. Ponsel Blackberry Z3 ini nyaman digunakan, serta modelnya pun tidak terlalu mainstream seolah menunjukkan ciri khas Blackberry. Berbagai ciri khas itu bisa kita temui juga di Blackberry Aurora. Kembali ke Blackberry Z3, saat menggunakannya saya merasa sebetulnya ponsel ini memiliki potensi. Buka tutup antar aplikasi terbilang gegas meski hanya menggunakan RAM 1.5GB. Namun lagi-lagi

Bermain Mobile Legend

Mobile legend merupakan salah satu game daring paling populer di Indonesia. Kepopuleran mobile legend di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Mobile legend merupakan salah satu gim yang dapat dimainkan di ponsel pintar ( smartphone ). Uniknya, kita tidak memerlukan smartphone dengan spesifikasi tinggi guna memainkan gim daring ini. Karena di Indonesia banyak beredar ponsel dengan spesifikasi "seadanya", hal tersebut turut membuat kepopuleran permainan ini semakin meningkat. Bahkan di ponsel dengan RAM 1GB pun ponsel ini sudah dapat dimainkan. Mobile legend merupakan salah satu permainan bergenre MOBA ( Multiplayer Online Battle Arena ). Permainan ini membutuhkan strategi dan kekompakan tim untuk meraih kemenangan. Sayangnya, dengan kepopuleran gim ini justru banyak anak di bawah umur yang ikut memainkannya. Namanya juga anak di usia di bawah remaja, sukar diatur dan mainnya terbilang asal. Saya tidak asal menebak, melihat sendiri ada anak kelas 1 SD memainkan gim ini. Anak

It's Time to Say Goodbye

Bukan, saya bukan ingin berhenti menulis blog. Bagaimanapun blog ini merupakan sarana saya menuangkan gagasan yang terkadang tidak penting. Saya membicarakan mengenai Google+ , media sosial dari Google. Mulai Agustus 2019, media sosial yang memiliki semangat untuk menyaingi Facebook ini akan tutup. Google mengatakan alasan menutup layanan ini dikarenakan kebocoran data pengguna. Namun menurut saya pribadi, alasan utama sebenarnya mungkin karena makin sepinya pengguna. Sebenarnya fenomena ini sepertinya anomali. Android, sistem operasi buatan Google merupakan OS ( Operating System) paling besar secara pengguna di dunia. Seharusnya dengan kepopuleran Android, menjadikannya "senjata" untuk membesarkan Google+, ketimbang penggunanya harus menggunakan layanan media sosial lainnya. Di tahun 2011, saya merupakan generasi awal yang bisa mencicipi Google+. Seperti kita ketahui saat itu (dan juga sekarang) Facebook begitu dominan, sehingga Google berniat menyainginya dengan menghadirka

Second Phone : Nokia 1

Gambar
Ponsel dengan RAM 1GB di 2018 terdengar meragukan untuk digunakan. Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku pada Nokia 1. Ponsel ini sudah saya gunakan selama 3 bulanan menemani daily driver. Ponsel ini menggunakan Android Go, OS dari Google yang dapat memaksimalkan ponsel dengan spesifikasi rendah agar lebih nyaman digunakan. Meskipun menggunakan software yang sudah dioptimalisasi, namun terkait spesifikasi, tentu saja ponsel ini kurang cocok digunakan untuk spesifikasi berat, misalnya saja game. Karena itu, ponsel ini lebih saya gunakan untuk media sosial dan browsing ringan. Untuk mendukung aktivitas tersebut pun saya lebih memilih aplikasi lite seperti Facebook Lite, Twitter Lite, dan LinkedIn Lite. Tentu saja kenyamannya sedikit di bawah aplikasi reguler. Maksud lain dari aplikasi lite ini selain lebih ringan juga cukup irit disimpan di memori internal. Maklum, ponsel ini hanya memiliki penyimpanan internal sebesar 8GB saja. Ponsel ini memiliki dimensi kecil, dibanding smartpho

Daily Driver : LG K10 (2017) di Tahun 2018

Gambar
Sebagai ponsel utama (daily driver) saat ini saya menggunakan ponsel dari LG. Ponsel ini keluar sekitar akhir 2016, atau hampir dua tahun lamanya. Namun, saya baru menggunakannya sekitar 6 bulan terakhir, itupun karena sedang ada diskon clearance sale . Ponsel LG K10 (2017) sebenarnya merupakan ponsel mid end  dengan spesifikasi yang terbilang seadanya. RAM yang hanya 2GB, serta memori internal yang terbilang kecil untuk jaman sekarang (16GB) di atas kertas tampaknya banyak yang meremehkannya. Namun, dalam 6 bulan terakhir menjadikannya ponsel utama, saya menilai LG K10 (2016) tidak ada kendala yang berarti. Performa Lumayan Ponsel K10 (2017) ini saya gunakan untuk mendukung pekerjaan. Sebagian besar ponsel saya gunakan untuk media sosial, messaging (WhatsApp dan Telegram), dan juga berkirim email. Saya tidak menggunakannya untuk bermain game, karena memori internal yang cukup mepet. Oh ya, selain itu saya menggunakan ponsel ini juga untuk streaming video dan mendengarkan musik melalui