Sedang Musim Surat Terbuka

Sejak Pilpres 2014 kemarin, saya memperhatikan, banyak pihak menulis sebuah surat terbuka ke beberapa orang. Silakan googling frasa "surat terbuka" maka akan banyak muncul versinya. Ada yang ditujukan ke Capres, Tim Pendukung, Presiden, ustadz, dan sebagainya. Fenomena menulis surat terbuka ini pun makin populer, tak cuma itu, bahkan ada yang sengaja menulis surat terbuka untuk membalas surat terbuka yang sudah ada. Dan ternyata, dengan cara menulis surat terbuka ini dapat lebih mudah didengar dan agaknya efektif.

Media massa dan elektronik sebenarnya memiliki rubrik surat pembaca pun juga opini. Kedua rubrik tersebut ditujukan pada orang yang ingin menyampaikan gagasan ataupun opininya. Biasanya, di surat pembaca pun berisi ketidakpuasan terhadap sesuatu. Namun mungkin, karena sulitnya menembus rubrik opini di media massa, sekarang muncul trend seseorang menulis surat terbuka di Facebook ataupun blognya. Tak ada tekanan, tak ada editan, surat terbuka muncul dan ditulis sendiri. Biasanya isi dari surat terbuka adalah ketidakpuasan terhadap sesuatu ataupun seseorang.

Masing-masing orang memiliki pendapat yang berbeda. Pun juga mungkin memiliki perbedaan sudut pandang. Munculnya perbedaan pendapat inilah menjadi dasar begitu populernya surat terbuka. Ketika memiliki ketidaksetujuan dengan sesuatu ataupun seseorang yang sedang populer misalnya, maka menulis surat terbuka adalah salah satu cara menyampaikan "uneg-uneg" tersebut. Surat terbuka pun biasanya isinya lumayan panjang, dengan berbagai opini sangkalan ataupun kritikan pada pihak yang dituju. Karena sifatnya terbuka, orang jadi lebih mudah dan bebas dalam membacanya.

Inti dari sebuah surat terbuka, sebenarnya kita menuju ke satu orang atau pihak, hanya saja membiarkan banyak orang pula dalam membacanya secara bebas. Sasaran surat mungkin malah bisa jadi meleset, karena bisa saja pihak yang dituju justru tidak membaca surat terbuka tersebut. Karena itulah dibuat terbuka, jadi orang-orang yang membacanya mungkin tertarik dan menyebarkannya sehingga menjadi populer. Dengan populer, peluang dibaca oleh pihak yang dituju akan lebih besar. Hal ini mungkin yang membedakan ketika menulis surat pembaca di media massa. Mungkin saja pihak yang dituju tidak membaca tulisan di media masa tersebut.

Era kebebasan teknologi informasi pun telah berkembang ke faktor penyampaian pendapat. Kata-kata yang tertulis di media sosial, ataupun blog yang kita miliki sudah bisa menjadi tolok ukur dalam melihat apa yang sedang menarik di masyarakat.Fenomena surat terbuka ini adalah salah satu bentuk kreativitas dalam memanfaatkan media internet. Mungkin ketika kita menyampaikan sebuah gagasan ataupun opini secara langsung ke satu pihak ataupun seseorang akan merasa kesulitan. Internet dengan segala kebebasannya memudahkan itu semua. Seseorang kini lebih mudah menyampaikan isi pikirannya tanpa dibatasi aturan yang kaku.

Namun, dibalik kebebasan, tentu saja ada batasan-batasan yang harus diperhatikan. Sah-sah saja dan itu hak siapapun untuk menulis status ataupu surat terbuka. Namun, ketika itu semua telah diunggah ke internet, maka tulisan tersebut secara otomatis telah masuk ke ranah publik. Sama seperti di masyarakat, di tempat publik pun harusnya saling menghormati satu dengan yang lain. Kebebasan yang ada di media sosial, bukan berarti bebas dalam menghina, menyudutka pihak lain. Ada aturan hukum pula yang menaunginya. Jadi, menulis surat terbuka dan posting status memang hak Anda, akan tetapi semua itu hendaklah dilakukan secara dewasa dan tanggung jawab. Karena semua konsekuensi dan akibatnya kembali ke diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver