Bila Tanpa Media Sosial

Media sosial apapun itu belakangan saya rasakan terlalu berisik untuk hal yang remeh. Platform digital yang sebelumnya berfungsi untuk saling bermasyarakat secara maya ternyata berubah fungsi menjadi media pamer, saling mengungkapkan kebencian dan lain sebagainya.

Media sosial itu bebas. Bahkan mungkin karena terlalu bebas, orang bisa saja menjadi pribadi yang berbeda kala berada di media sosial. Jika di kehidupan sebenarnya mungkin dia bisa menjaga sikap (jaim). Beda hal kala di media sosial yang cenderung bisa bebas mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Saya berpendapat kita perlu memiliki media sosial. Setiap hal memiliki muatan positif dan negatif. Namun saya tetap berpendapat bahwa sebaiknya semua pengguna internet memiliki setidaknya satu akun media sosial. Selain sebagai media berinteraksi, media sosial juga mewakili identitas seseorang di internet. Tentuny identitas yang sebenarnya dengan beberapa batasan menjadi salah satu kontrol diri menjaga sikap di media sosial.

Media sosial membutuhkan tanggung jawab. Apapun yang kita tulis dan bagi disana merupakan tanggung jawab sang pemilik akun. Sudah ada beberapa pelajaran bagaimana karir maupun kehidupan sosial seseorang bisa rusak karena media sosial.

Melenyapkan media sosial bukanlah sebuah solusi tentu saja. Mari kita berandai-andai ketika tidak ada media sosial. Hal pertama tentu kita akan cukup kesulitan menggali sebuah informasi. Mencari di situs pencari memang bisa dilakukan, namun efeknya kita tidak bisa membandingkan informasi tersebut. Saya sendiri lebih sering mencari informasi dengan memasukkan keyword di media sosial seperti Twitter ataupun Facebook. Dengan cara ini saya dapatkan informasi sekaligus beberapa pendapat dari bermacam-macam orang. Tidak semua berguna, namun lumayan dalam memperkaya sebuah informasi.

Tanpa media sosial, interaksi secara sosial agak susah untuk dilakukan. Layaknya sebuah aula, media sosial mengumpulkan beragam pendapat orang. Saling silang pendapat tentu saja menjadi hal yang biasa mengingat pemikiran satu dengan yang lain tentu saja berbeda. Tak jarang silang pendapat tersebut membesar menjadi saling serang.

Sikap permusuhan, kebencian, dan maraknya informasi palsu (hoax) di media sosial memang menjengkelkan. Sama seperti Anda, saya pun jengah ketika membuka linimasa hanya berisi ujaran kebencian dan bully-an. Namun seperti saya sampaikan di awal, kita tetap memerlukan media sosial.

Media sosial merupakan dampak dengan semakin pesatnya penggunaan internet. Tak perlu rasanya menghilangkan hal tersebut. Namun rasanya sikap tanggung jawab dalam mengelola akun adalah hal yang wajib untuk diutamakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi