Antara Ensei Tankado dan Edward Snowden

Indonesia heboh, penyebabnya karena media Internasional, Guardian menurunkan berita yang cukup bombastis, Presiden dan sejumlah pejabat negara dikabarkan pada tahun 2009, perangkat telekomunikasi mereka disadap oleh negara tetangga yakni Australia. Penyadapan dilakukan melalui kantor kedutaan mereka di Jakarta. Dalam pemberitaan tersebut bahkan diperlihatkan pula ponsel (perangkat telekomunikasi) yang digunakan oleh para pejabat yang disadap saat itu. Gelombang komentar pun bermunculan dari yang melakukan protes keras, marah dan juga aksi meretas situs-situs Amerika sebagai dampak dari pemberitaan tersebut.

Semua ini berawal dari 'nyanyian' Edward Snowden, mantan pegawai Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang membelot. Setelah pendiri Wikileaks, Julian Assange, Edward Snowden pun mengungkapkan beberapa rahasia negara Amerika Serikat dan sekutunya yang selama ini melakukan penyadapan baik di media telekomunikasi maupun internet, alasannya sih mereka ingin melindungi warganya dengan melihat dan mengawasi setiap gerak-gerik komunikasi yang terjadi, agar saat dinilai dalam situasi yang membahayakan, mereka dapat mengatasinya dengan cepat. Presiden RI bukanlah yang pertama, Kanselir Jerman dan Presiden Perancis juga pernah melakukan protes kepada Amerika Serikat saat Snowden mengatakan bahwa mereka juga disadap.

Bagi yang pernah membaca Noven Digital Fortress karya Dan Brown, pasti tidak begitu kaget dengan adanya hal ini. Penyadapan, aksi intelejen memang ada dan mereka mencoba mencari data sebanyak mungkin, salah satunya melalui jalur telekomunikasi dan internet yang lalu-lintasnya tentu saja begitu dinamis setiap harinya. Jika saya membayangkan secara sederhana sih, ada sebuah lembaga yang setiap harinya mungkin membaca SMS, Email dan Status Social Media kita, atau mungkin bahkan mendengarkan percakapan telepon yang kita lakukan. Tujuannya tak lain berusaha mendapatkan informasi yang mungkin berbahaya sedini mungkin.

Jika Anda pernah membaca Digital Fortress tadi, mungkin Edward Snowden mirip dengan karakter Ensei Tankado di novel tersebut. Karakter ini secara idealis enggan bersikap untuk memata-matai, mengintip maupun masuk ke privasi orang lain bagaimanapun alasannya. Setiap orang di dunia ini tentunya memiliki sebuah rahasia yang tidak ingin diketahui oleh banyak orang.

Namun, cita-cita Ensei Tankado ataupun Snowden belum terwujud hingga kini. Masih ada sekelompok orang yang ingin 'mengusik' ranah pribadi yang sebenarnya tidak ingin orang lain masuk ke dalamnya. Jadi, selama menunggu harapan agar privasi kita lebih terjamin, maka sebaiknya berhati-hati saat berkomunikasi maupun menulis sesuatu di internet. Kita tentunya tidak ingin orang melihat sesuatu yang harusnya terbatas kan?
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver