Antara Kebutuhan dan Tarif Mahal Internet
Kebutuhan pulsa telekomunikasi kini tentunya makin beragam. Dulunya
mungkin pulsa digunakan untuk SMS dan juga telepon. Namun kini, layanan
telekomunikasi pun bertambah. Tak hanya dua layanan dasar diatas.
Kebutuhan pulsa kini juga digunakan untuk browsing ataupun
menggunakannya untuk media sosial yang makin mewarnai kehidupan.
Hukum
penawaran dan permintaan dalam bisnis berlaku pula dalam hal ini.
Kebutuhan konsumsi data yang makin besar menjadi peluang bagi operator
guna memaksimalkan pendapatan. Beragam paket ditawarkan untuk menggaet
konsumen lebih banyak. Di kala kebutuhan untuk telepon dan sms makin
berkurang, data menjadi sebuah senjata pamungkas untuk mereka tetap
eksis di persaingan antar operator.
Maklum saja, investasi dan
biaya yang mereka keluarkan memang mahal. Tak ada bisnis yang mau rugi
tentunya, investasi yang mereka keluarkan tentunya ingin kembali balik
modal dan mengeruk keuntungan.
Konsumsi dan kebutuhan data saat
ini memang begitu besar. Tiap hari ataupun tiap saat memang konsumsi
data begitu dibutuhkan. Gaya hidup masyarakat digital kali ini memang
mengharuskan selalu online di internet. Entah karena kebutuhan data
menyebabkan konsumsi makin membengkak, ataukah mungkin zaman yang
menjadikannya harus senantiasa terhubung.
Internet kali ini
memang menjadi sebuah kehidupan (atau mungkin gaya hidup). Internet
telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Orang selalu merasa
tidak lengkap bila tidak terhubung dengan internet ataupun belum
mengecek media sosialnya. Dan berlanjut, media sosial jadi bagian dari
identitas seseorang.
Internet sebagai bagian dari identitas
tentunya menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan. Hanya saja, hal ini
justru banyak dimanfaatkan oleh operator dalam merengguk keuntungan.
Harga paket data yang mereka tawarkan masih tergolong mahal. Menghemat
penggunaan data bukanlah pilihan bijak. Alasannya tentu saja karena
konsumsi data saat ini merupakan sebuah kebutuhan, bahkan mungkin hampir
sama dengan kebutuhan pokok.
Pemerintah perlu turun tangan
ataupun ikut intervensi guna memperbaiki kondisi ini. Bagaimanapun juga,
internet merupakan kebutuhan yang harusnya terjangkau. Operator tak
seharusnya 'aji mumpung' akan hal ini. Apalagi, kita maklumi pemerintah
menggalakkan teknologi 4G dalam berkomunikasi dan ada wacana menghapus
2G. Bila tarif untuk berinternet masih mahal, jangan berharap kebijakan
pemerintah ini bakal sukses.
Komentar