Surat Tugas Dari Tuhan

Ada satu judul film yang cukup berkesan bagi saya. Film tersebut berjudul “I ROBOT”. Dalam film tersebut, diceritakan di masa depan, robot-robot akan memberontak dan melawan manusia yang menciptakannya. Film yang ceritanya hamper mirip juga saya temukan pada film Terminator dan Doremon episode Robot Kingdom. 

Yang membuat saya terperanjak, bagaimana bisa robot yang dijalankan oleh mesin bisa berbalik arah menyerang pembuatnya. Mereka tidak memiliki apapun untuk berpikir sendiri selain perintah dari manusia.

Dari film-film tersebut, saya mulai berpikir, bagaimana jika terjadi pada diri manusia. Saat ini sudah banyak orang yang mulai menyerang Penciptanya. Saat ini banyak orang yang mulai tidak percaya ada yang menciptakannya. Tuhan yang telah menciptakan manusia, namun mulai banyak orang yang melawan-Nya. Mereka selalu membangkang perintah-Nya. Padahal kehidupan ini adalah anugrah dari Allah SWT.

Dalam film-film yang saya tonton tersebut, ada satu kesamaan yakni pada akhirnya, manusia sebagai manusia yang menciptakan mereka akhinya menang. Tidak ada lagi robot yang memberontak, semua akhirnya tunduk pada yang menciptakannya. Pun mungkin hal tersebut yang terjadi bila kita memberontak pada Allah SWT. Dengan kuasa-Nya, dia bisa saja mengadzab manusia, dengan bencana, dengan musibah, bukankah itu semua adalah hal yang mudah bagi Allah SWT.

Di dalam Al Qur’an disebutkan bahwa manusia memiliki dua tugas dari Allah SWT. Dua tugas tersebut yakni beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi ini. Tugas ini terkait manusia merupakan makhluk paling istimewa. Begitu istimewanya, manusia dibekali akal dan perasaan yang tidak dimiliki makhluk lain. Dengan potensi dan keistimewaan itulah Allah memberikan tugas pada manusia.

Tugas pertama tidak dapat dilepaskan pada kehidupan sehari-hari. Selain kebutuhan jasmani dan rohani, manusia juga memiliki kebutuhan spiritual. Kebutuhan tersebut adalah beribadah. Selain menjalankan perintah Allah SWT, beribadah juga memiliki fungsi memberikan ketenangan bathin. Ibadah merupakan makanan dan suplemen bagi hati dan perasaan. Ibadah merupakan sarana berkomunikasi dengan Allah SWT. Dengan ibadah manusia akan dekat dengan Tuhannya. Dengan demikian, maka ibadah dapat melatih kepekaan hati dan perasaan kita dalam menjalani kehidupan.

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Agama memiliki fungsi kontrol atas perbuatan manusia. Agama merupakan pedoman utama bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Tanpa agama, manusia tidak memiliki jalan dan tujuan hidup yang jelas, karena suatu saat kehidupan ini pun akan berakhir. Dengan berpegang pada agama, manusia dapat lebih tenang dalam menjalani kehidupan. Manusia seoah-olah telah memiliki pedoman bagaimana menjalani kehidupan ini. Dengan demikian, hendaknya apa yang kita lakukan semua kita tujukan dalam rangka beribadah. Semua kita tujukan dalam rangka memenuhi kewajiban manusia pada Allah SWT. Dengan menganggap bahwa pada dasarnya kehidupan ini adalah dalam rangka beribadah, maka aura negatif kehidupan dapat dihilangkan, karena agama akan menyuruh pada kebaikan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Manusia memiliki potensi akal pikiran dan nafsu. Dengan agama, manusia dapat mengendalikan nafsunya yang lebih banyak mengajak pada keburukan. Dengan memaksimalkan potensi akal pikiran menjadikan manusia sebagai makhluk mulia. Untuk itulah Allah SWT menyuruh manusia untuk selalu belajar dan mencari ilmu agar dapat memaksimalkan akal pikirannya agar bisa menjalani kehidupan ini dengan lebih mudah.

Inilah fungsi dari tugas ibadah manusia. Manusia akan senantiasa bersama dengan Tuhannya setiap saat. Agama menjadi kontrol kehidupan yang memberi spirit pada manusia. Dengan akal pikirannya, manusia akan berjuang dalam meraih sebuah kesuksesan, karena pada dasarnya, semua itu lebih mulia di mata Allah. Kesuksesan tidak lain hanya semata-mata dalam rangka beribadah kepada Alah SWT. Agama memberi pelajaran pada umat-Nya. Selain itu, agama menjadi tempat bagi manusia untuk bertanya, bagaimana menjalani kehidupan dengan tepat.

Tugas manusia yang kedua dan tak kalah penting aalah menjadi pemimpin di muka bumi ini. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya, pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pun demikian manusia harus mampu menjaga yang dititipkan Allah tersebut agar senantiasa dapat terus digunakan untuk kebutuhan mereka. Dengan bekal sebagai makhluk paling sempurna, manusia mengemban amanah untuk mengatur bumi ini agar berjalan sebagaimana mestinya. Manusia harus mampu menjadi khalifah dan memimpin dengan bekal akal pikirannya.

Manusia memiliki sebuah wewenang menggunakan apa yang ada di dunia ini. Namun, wewenang ini juga memiliki konsekuensi untuk bertanggungjawab terhadap kondisi alam ini. Apapun yang terjadi di alam ini merupakan cerminan apa yang telah dilakukan oleh manusia. Dengan alam ini, dapat dilihat, apakah manusia telah mampu menjadi khalifah yang baik atau buruk. Dengan demikian dapat dinilai kesuksesan manusia untuk memimpin.

Semua yang terjadi di alam diaibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri. Pada hakikatnya, kehidupan di alam sudahlah seimbang, manusia hanya tinggal menjaga kesembangan ini terus berlangsung. Dengan keseimbangan ini pula manusia mengambil haknya dari alam. Kehidupan manusia sangat tergantung pada kondisi alam. Bila alam rusak, maka manusia akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, manusia memrlukan bahan tambang semisal BBM. Suatu ketika BBM habis, maka manusia akan bingung dan agak sulit mencari alternatif lain. Itulah pentingnya menjaga amanah Allah SWT dalam menjaga alam.

Manusia merupakan pemimpin di dunia ini. Karena itulah hendaknya mampu mengeluarkan sosok pemimpin dalam diri kita. Sebelum memiliki beban untuk memimpin yang lebih besar, harus mampu memimpin diri kita sendiri. Sikap dalam memimpin menjadi cerminan masa depan kita. Karena masa depan kita sendiri yang mengatur dengan kemampuan kita.

Sedari sekarang, kita harus mampu meyakinkan diri kita. Semua potensi yang ada pada diri kita hendaknya mampu kita gunakan meraih sukses masa depan. Sikap cerminan dalam memimpin diri kita menjadi pertaruhan masa depan. Saat kita mampu memimpin diri sendiri, kita akan lebih mudah mengatur masa depan untuk meraih kesuksesan, karena semua itu butuh persiapan yang matang.

Kita sadari bahwa persaingan di kehidupan ini begitu keras. Hanya yang mempersiapkan diri dengan baik mampu bertahan. Semua telah dipersiapkan baik perencanaan maupun strategi. Dengan demikian yang harus dilakukan adalah mensucikan niat, meyakinkan hati bahwa kita harus mampu menjadi pemimpin dan meraih sukses. Dengan demikian, kita akhirnya mampu menjadi sosok pemimpin cerdas dan tidak mudah menyerah dalam meraih kesuksesan.

Seorang pemimpin bukanlah orang yang tidak pernah salah. Namun pemimpin seorang pemimpin sejati belajar dari kesalahan. Bahkan seorang pemimpin juga terkadang harus belajar dari yang dipimpinnya. Seorang pemimpin mampu mengubah diri yang awalnya pecundang menjadi seorang pemenang. Pemimpin adalah sosok pekerja keras, karena kesuksesan adalah hal yang tak pernah berhenti untuk diperjuangkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi