Tidak Ada Hari Libur, yang Ada Hanya Hari Ekstra
Ketika kita perhatikan, pada hari Senin, entah kenapa kondisi jalanan lebih padat pada hari Senin. Kesannya pada hari Senin orang terasa terburu-buru dalam bekerja. Hari Senin merupakan hari pertama setelah weekend. Setelah berlibur, seharusnya orang-orang jadi lebih semangat dan tenang dalam memulai hari, bukan terkesan buru-buru seperti itu.
Pun halnya dalam kondisi lain, kita lebih mengingat hari-hari special di dalam hidup kita, namun banyak melupakan hari yang lain. Padahal sebebnarnya dalam hari tersebut tidak ada yang berbeda, 7 hari dalam seminggu sebenarnya Allah menciptakan sama, mungkin hanya hari Jum’at yang ada ibadah special di waktu dzuhurnya.
Ketika saya menonton film Pearl Harbour, saya mendapat sebuah pelajaran hidup yang baru. Ketika itu di suatu Minggu pagi para pasukan Amerika Serikat sedang menikmati hari liburnya. Mereka ada yang bermain golf, ada pula yang masih tertidur menikmati hari libur.
Namun tiba-tiba, ketika mereka sedang berlibur seperti itu, para tentara Jepang menyerang dan memporakporandakan markas mereka. Hari libur yang mereka nikmati, ternyata berubah menjadi hari yang buruk bagi mereka. Hari libur, membuat mereka menjadi lengah dan lemah.
Hal ini berlaku pada banyak orang. Mereka menunggu hari libur, untuk lepas pada rutinitas mereka. Bahkan di hari libur, mereka cenderung tak mau bekerja keras dan merasa malas melakukan apapun. Padahal sebenarnya hari Minggu diciptakan untuk menambah dan bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang belum sempat dilakukan di hari biasa, jadi berubah fungsi menjadi hari ekstra atau tambahan.
Disadari atau tidak banyak orang yang bersikap terlalu santai ketika hari libur. Padahal hari libur tetap saja merupakan hari dengan 24 jam waktu yang potensial untuk dimaksimalkan. Ibaratnya, Allah memberikan waktu ekstra pada diri kita. Inilah yang menjadi pilihan bagi manusia untuk memaksimalkannya, apakah untuk bersantai-santai, ataukah sebagai injury time untuk menambah perjuangan yang belum cukup dilakukan ketika hari biasa.
Semua hari bagi seorang pemenang adalah sama. Mereka tidak mengenal kata libur dalam berlatih dan belajar mempersiapkan diri untuk bisa menjadi seorang pemenang. Tidak ada kelengahan bagi dirinya, meskipun hari libur, dia senantiasa siap untuk selalu bekerja. Jika seseorang menuruti hari libur, maka orang tersebut akan terlena dan kekuatannya sedikit berkurang. Mereka adalah orang yang menuruti sikap malas mereka. Kita memang butuh istirahat, tapi istirahat tidak perlu waktu khusus yang berlebihan. Bukankah Rasulullah juga mencontohkan istirahat hanya beberapa jam dalam sehari. Terbukti dengan langkah tersebut, beliau menjadi sosok paling sempurna diantara para manusia. Beliaulah sosok pemenang sejati.
Kita saksikan banyak sekali orang-orang yang bekerjadi Hari Minggu. Hal tersebut wajar karena memang rezeki tidak mengenal hari apapun juga. Bahkan apa beberapa orang menganggap ketika hari Minggu, reeki akan lebih banyak. Kita tidak akan tahu kapan rezeki itu akan hadir, kita tinggal menjemputnya dengan kerja keras kapan saja. Rezeki tidak akan berantung dengan waktu, kapanpun dia bisa hadir menemui kita yang mau berusaha. Meskipun hari Minggu sekalipun, bukan berarti rezeki akan terputus. Demikian pula, kesuksesan akan dapat kita raih jika kita tidak berhenti berusaha. Meskipun di hari Libur, bukan berarti terputus kerja keras dan usaha kita.
Allah SWT menciptakan 7 hari seminggu dan 24 jam sehari bagi manusia. Namun bagi beberapa orang, terkadang waktu tersebut tidak cukup. Bukan berarti waktunya kuran, namun terkadang manusia tidak mampu menselaraskan antara waktu dan kegiatannya. Kita manfaatkan saja waktu yang ada untuk semua yang kita lakukan, karena memang seperti itulah waktu berjalan apa adanya dan tidak menunggu siapapun. Jika itu semua tidak cukup, kita gunakan waktu ekstra di hari libur untuk berusaha. Tak perlu berpikir bahwa kita malas-malasan di hari libur. Usaha yang tak kenal berhenti dan kata menyerah, akan semakin mendekatkan pada kesuksesan. Allah telah mengajarkan kita disiplin dengan sholat tiap hari 5 waktu sehari, yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan.
Kesuksesan dan kerja keras adalah hal yang tak terpisahkan dan bergantung pada semangat yang dimilikinya. Semangat seorang manusia sangat fluktuatif dan sangat bergantung pada tren dalam dirinya. Jika kita terlalu manja pada diri dan semangat kita mulai mengendor, maka kesuksesan akan semakin tertunda untuk diraih. Jika semangat kita sedang membara, itulah waktu yang paling tepat dimanfaatkan dengan kerja keras dan menjaga untuk tetap berkobar. Jika semangat kita redupkan dengan istirahat, maka akan semakin sulit untuk mengobarkan lagi. Sadari betul jika semangat merupakan salah satu bahan bakar bagi kerja keras dalam meraih kesuksesan. Cepat atau lambat datangnya sebuah kesuksesan sangat bergantung pada kerja keras kita. Kesuksesan akan tiba, cepat atau lambatnya sangat bergantung pada diri kita dalam menunda atau mempercepat kedatangannya. Kesuksesan tergantung pada usaha kita dan sepintar apa kita memanfaatkan waktu yang ada.
Dengan semua fakta di atas, hendaknya kita merenung dan mencermati, seberapa cerdas kita telah mampu memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Allah SWT. Jika kita masih senantiasa memilah-milah hari antara hari aktif dan hari libur, maka diri kita akan sangat diatur dan bergantung pada waktu. Padahal dengan akal pikirannya manusia memiliki kemampuan untuk mengatur kegiatan dengan waktunya. Tentunya selama kita hidup, kita akan semakin mengerti dan berpengalaman akan sistim kerja dan aturan waktu yang tak akan menunggu siapapun dan senantiasa terus berjalan. Sekarang tinggal bagaimana saatnya kita memanfaatkan waktu dengan baik sebagai kunci sukses meraih masa depan. Untuk itulah, kita gunakan waktu hanya untuk dua tugas dari Allah SWT. Selain dua tugas tersebut, bisa jadi yang kita lakukan akan sia-sia dan mungkin akan mengganggu kehidupan kita.
Kualitas kehidupan kita akan semakin meningkat jika tiap saat kita senentiasa belajar mengenai kehidupan. Karena memang kehidupan tidaklah sederhana. Kehidupan membutuhkan persiapan yang mata untuk menghadapinya. Setiap saat senantiasa ada yang baru dalam kehidupan yang harus dipelajari. Kualitas kehidupan harus senantiasa dijaga dan menjadi media untuk meraih kesuksesan. Dengan berbekal semangat, perjuangan dan kerja keras kita akan meningkatkan kualitas kehidupan menjadi lebih baik. Sebagai makhluk yang ditugaskan menjadi pemimpin, kualitas kehidupan menjadi bekal untuk melalui kehidupan berat ini dengan sukses. Hanya diri kita yang mampu menciptakan kualitas hidup kita, karena hanya kita yang 100% mengenal diri kita lebih dalam dibanding orang lain. Maka sadari hal tersebut, kuatkan potensi untuk menjadi pribadi lebih optimis dan cerdas menghadapi dunia
Jika waktu telah mampu ditundukkan, kehidupan akan menjadi hal yang lebih mudah dijalani. Kapan saja waktu kerja keras tiba, manusia akan siap. Hidup akan menjadi lebih teratur. Jalani saja kehidupan dengan lebih teratur, karena setiap manusia berhak sukses, hanya dirinya saja yang mennetukan kapan waktu sukses itu tiba.
Komentar