Resolusi, Sebuah Harapan Ataukah Omong Kosong?

Kamis, 30 Desember 2010 saya mulai menulis artikel ini. Jari saya memencet tombol keyboard dengan perasaan campur aduk. Bagi banyak orang, hari-hari ini merupakan hari terakhir di tahun 2010. Di berbagai media, ada banyak sekali ajakan untuk membuat resolusi di tahun yang baru. Entah itu sebuah harapan pribadi ataukah sebuah harapan untuk banyak orang.

Akhir tahun ini dan mungkin awal tahun 2011 merupakan saat pertama saya menghadapi segenap problema hidup sendirian. Saat inilah saya benar-benar merasa harus bertahan hidup sendirian. Sendirian hidup di ibukota dan meninggalkan orang tua di kota kelahiran. Kalau ditanya apa resolusi saya di tahun 2011, saya hanya akan menjawab semoga hidup saya jadi lebih baik. Ya semoga saja, karena saya hanya bisa berdoa dengan kata "semoga" dan nurut saja hasil yang ditetapkan oleh Alloh SWT.

Resolusi boleh saja untuk harapan dan doa. Namun, terkadang kita menjadi seorang "peramal" yang yakin akan kehidupan kita di tahun depan akan seperti apa. Seolah kita lupa bahwa sebenarnya ketentuan Alloh-lah yang terbaik bagi kita. Kita cenderung tidak puas dengan kehidupan kita di masa yang lalu, dan lupa mengucapkan dan merasakan sebuah rasa syukur yang sangat terhadap segala karunia Alloh SWT.

Semenjak kuliah, saya diajari oleh ustadz-ustadz saya untuk senantiasa muhasabah atau merenungi terhadap kehidupan kita. Renungan itu haruslah benar-benar jujur pada diri kita. Sadarilah bahwa hanya diri kita yang paling mengenal kehidupan kita. Sadari pula bahwa kita haruslah jujur pada diri kita terlebih dahulu sebelum mengungkap pada orang lain.

Sebenarnya, diri kita adalah motivator yang handal, namun kadang kita tidak menyadarinya. Padahal satu-satunya yang paling tahu tentang kita adalah diri kita sendiri. Sadar akan kelemahan dan kekurangan diri merupakan satu-satunya jalan menatap masa depan yang lebih baik. Sebenarnya bukan sebuah resolusi yang diperlukan jelang awal tahun, namun semangat memperbaiki diri atas kekurangan kita, karena rezeki, atau apapun yang akan terjadi di masa depan hanya wewenang Alloh semata.

Itulah hakikat dari menyambut sebuah tahun baru. Kita syukuri apa yang kita dapat selama ini, dan kita berdoa semata pada Alloh SWT. Kita memang berhak merencanakan, namun jangan pernah mendikte Alloh untuk mengabulkan semua yang kita minta, Biarkan saja kehendak Alloh, karena itu merupakan hal yang terbaik bagi kita. Pahit buruknya ketentuan Alloh, hendaknya kita pandang dengan cara yang positif. Jangan membiasakan diri untuk selalu berpikiran negatif pada ketentuan Alloh.

Marilah kita sambut tahun yang baru ini dengan semangat ketakwaan. Bukan dengan resolusi duniawi yang kebanyakan omong kosong, yang terlupakan pada pertengahan bulan. Namun dengan sebuah janji untuk menjadi hamba-Nya yang lebih baik lagi. Bukankah telah banyak saudara kita yang telah berpulang ke Rahmatulloh sekarang tak bisa bersama kita melewati tahun yang baru? Kitapun akan demikian. Sebelum Alloh memanggil kita, maka kita hanya bisa selalu berusaha untuk menjalankan kehidupan ini sebaik-baiknya. Semoga Alloh merahmati kehidupan kita. Amien

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver