Belajar dari Sang Hujan

Ketika saya menulis artikel ini, langit Jakarta benar-benar gelap, padahal hari telah hendak menjelang siang. Cuaca memang akhir-akhir ini sangat susah diprediksi kapan musim kemarau ataupun penghujan. Sebuah hal yang ironis, mungkin inilah dampak dari fenomena alam yang katanya bernama Global Warming. Hujan disertai angin kencang, sejenak bisa langsung berubah menjadi panas yang begitu terik hingga membuat dehidrasi.

Bagi sebagian orang, hujan merupakan simbol "kesedihan". Bahkan mendung merupakan sebuah penggambaran sesuatu yang tidak enak di hati. Hujan seolah-olah menjadi sebuah hal yang menggelapkan bagi situasi kehidupan. Namun tidak hanya itu, ternyata hujan memiliki sebuah kegembiraan bagi beberapa orang. Salah satunya mungkin bagi petani, kadang hujan memberi dilema. Hal pertama, mereka bahagia karena hujan memberi kesuburan bagi tanaman mereka, namun mereka juga sedih ketika hujan terlalu "banyak" turun, bahkan terjadi banjir justru akan menghancurkan tanaman mereka.

Hujan merupakan sebuah dilema bagi beberapa orang, bisa berakibat sedih maupun gembira. Kita awali melihat hujan dari segi positif. Hujan merupakan anugerah dari Alloh SWT bagi makhluk-Nya. Coba bayangkan jika tidak ada hujan, berapa dari manusia yang mampu bertahan hidup? Hujan memberikan air untuk kehidupan manusia dan makhluk lain di muka bumi ini. Namun selain itu, hujan menyimpan sebuah "bahaya" pada saatnya. Jika hujan terlalu "banyak" turun melebihi apa yang sanggup ditampung oleh bumi ini, bukannya kehidupan, namun justru musibah bakal dialami oleh manusia dan makhluk lain, seperti banjir.

Itulah hujan, apabila cukup, maka akan berguna bagi kehidupan. Namun bila berlebihan, hujan akan sangat berbahaya bagi kehidupan. Pun halnya apa yang kita berikan di dunia ini, apapun itu hendaknya berikanlah secara secukupnya dan jangan berlebihan. Bukankah kita memiliki berbagai keterbatasan? Pun halnya jika kita menerima dari kehidupan ini, terimalah secukupnya dan jangan rakus maupun berlebihan.

Apa yang kita dapatkan merupakan anugerah dari Alloh SWT. Apapun yang kita dapatkan, jangan terlalu berlebihan menanggapinya. Masih ada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Pun halnya, kita tidak perlu berlebihan dalam memberi, kita masih memiliki hak untuk menikmati kerja keras kita. Tetaplah menerima dan memberi, belajarlah dari hujan untuk keseimbangan kehidupan ini. :)

Jakarta, 5 Januari 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi