Opini tentang Poligami dan Perceraian

Saya laki-laki yang masih single dan belum menikah, namun saya tersenyum getir membaca salah satu berita dari MediaIndonesia.com bahwa komnas perempuan mengapresiasi langkah Teh Ninih memilih opsi perceraian dengan Aa Gym. Rasulullah SAW bersabda, “ Perkara halal yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian ” . Nah Allah saja membenci, kenapa kita manusia justru "mengapresiasi?".
Seperti yang saya ungkapkan di atas, saya masih single dan belum "berpengalaman" dalam membina rumah tangga, namun saya juga memiliki hak untuk bicara di sini. Tak perlu menikah dulu untuk bicara tentang pernikahan kan? Pun tak perlu meninggal dulu untuk bicara tentang kematian. :)
Yang saya ketahui, pernikahan adalah sesuatu yang berdasar CINTA. Dan yang saya ketahui, cinta jauh dari keterpaksaan. Seseorang pasti akan memilih untuk menikahi orang yang dicintainya. Sekarang pertanyaan saya, apakah kita bisa menebak CINTA seseorang dari luar? Mengapa kita bisa berpikir bahwa perceraian itu perlu "dipuji" dan poligami perlu "dicaci"?
Hal lain yang selalu saya pelajari adalah, jangan sampai kita menghalalkan apa yang dihalalkan oleh Alloh, pun sebaliknya janganlah kita mengharamkan oleh Nya. Sesuatu yang haram harus dijauhi, namun sesuatu yang halal belum tentu harus dijalankan, tergantung situasi dan kondisi. Sebagai contoh, memakan daging kambing itu halal, namun ketika kita terserang kolesterol, kita tak perlu kan menjalankan "kehalalan" tersebut? :)
Ok, kembali ke masalah Aa Gym, saya berpikir, di negara ini kenapa hal yang terkait dengan poligami bersifat sensitif? Sekali lagi saya sampaikan, bahwa pernikahan (termasuk poligami) dibangun atas dasar cinta, dan kita tidak mengetahui kedalaman cinta seseorang. Kita seolah lancang menilai masalah orang lain yang kita sendiri tidak mengetahuinya?
Poligami merupakan hak dan diperbolehkan oleh Islam. Sekali lagi, hal yang diperbolehkan belum tentu harus dijalankan. Kemudian berikutnya, perceraian meskipun halal, namun Alloh membencinya. Opini saya, Teh Ninih menggugat cerai Aa Gym (kalo memang berita ini benar) merupakan jalan terakhir yang dia tempuh. Saya sangat yakin, jika memang pernikahan itu dibangun atas dasar CINTA, tidak ada pasangan yang memiliki cita-cita untuk bercerai. Hendaknya rasa simpati yang harus kita berikan pada mereka, bukan apresiasi seperti ini.
Sekali lagi ini opini saya, sekedar mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk Alloh. Manusia berkewajiban menjalankan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Alloh. Manusia tidak memiliki hak untuk mengubah hukum tersebut. Yang kedua, kita tidak perlu mengurusi kehidupan orang lain, kita tinggal berpikir tentang kehidupan kita. Dan lagi, manusia yang menikah tentu dewasa, dan mereka berhak menentukan kehidupan mereka sendiri. :)
Terakhir, saya sedikit mengutip opini dari Habib Rizieq Shihab : "Indonesia memang bukan negara Islam, namun juga bukan negara Syaithan". Dari sini saya berpendapat bahwa biarkanlah kami beribadah menurut agama kami. Pernikahan juga merupakan ibadah bagi kami kaum muslim, jadi jika Anda mengganggu "hukum pernikahan" kami, maka Anda juga mengganggu ibadah kami. Jika Anda menghormati kebebasan berpendapat, maka hormatilah pendapat kami tentang pernikahan. :)

Berikut berita yang saya sunting :
Komnas Perempuan Angkat Bicara Soal Perceraian Aa Gym
Selasa, 04 Januari 2011 03:50 WIB      
Penulis : Putri Werdiningsih
JAKARTA--MICOM: Ketua Komnas Perempuan Yunianti menilai perceraian antara dai kondang Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dan Ninih Mutmainnah merupakan bentuk keberanian Teh Ninih yang perlu diapresiasi. 


"Ini bentuk keberanian perempuan yang layak mendapatkan apresiasi. Ia memilih keadilan dari pada sebuah harmoni tanpa keadilan," kata Yuniati saat dihubungimediaindonesia.com, Senin (3/1). 



Menurutnya hal ini merupakan salah satu fenomena yang saat ini tengah banyak terjadi dikalangan masyarakat. Perempuan sekarang lebih memilih keadilan dari pada status quo. 



Yunianti juga menjelaskan di Indonesia, kesadaran masyarakat tentang keadilan sudah luar biasa tinggi. Sensitivitas poligami untuk menolak poligami semakin besar. 



Ia juga mencontohkan poligami yang selama ini dicontohkan dekat dengan tokoh agama ternyata tidak terbukti dengan kasus Aa Gym. "Poligami yang selama ini diasumsikan mudah ternyata tidak mungkin terjadi," pungkasnya. 



Berita percerain Aa Gym ini mengejutkan banyak pihak. Namun, belum ada konfirmasi resmi dari Aa Gym soal gugatan cerai ini. (*/OL-04) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver