Internet, Sosial dan Tantangannya

Punya akun Facebook dan Twitter? Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti memiliki salah satu atau kedua akun jejaring sosial tersebut. Ya, di era teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini memiliki akun jejaring sosial seolah menjadi hal yang wajib bagi semua orang. Tidak hanya remaja dan orang dewasa, seorang anak yang baru berumur 1 digit pun sudah 'menipu' umur mereka sendiri guna memilikinya. Namun, hakekatnya, perlukah sebenarnya memiliki akun jejaring sosial ini? Perlu diskripsi yang jelas dalam menjawab pertanyaan tersebut.

Saya ingin kita sedikit melakukan perjalanan ke masa lalu, sekitar satu dasawarsa ke belakang, dimana internet belum seakrab di kehidupan kita seperti saat ini. Dulunya, saya pribadi bila sedang berada di warnet, paling banyak menghabiskan waktu untuk chatting, berkenalan dengan orang-orang baru. Saat itu website tidak sebanyak sekarang ini, jangankan memiliki akun jejaring sosial, emain saja sering mati gara-gara lebih dari 3 bulan tak diurus :D. Kenapa bisa demikian? Karena saat itu, saya yang masih berstatus pelajar merasa belum begitu butuh. Sebagai contoh, saya membuat email hanya untuk coba-coba saja. Saat itu surat-menyurat tentu saja masih lebih populer.

Tak lama kemudian, saya menjumpai jejaring-jejaring sosial pertama diciptakan, mulai dari Hi5, sampai Friendster yang sempat booming di eranya. 'Kehidupan' baru di Internet pun dimulai. Sebuah komunitas online tercipta. Dulu saat chatting yang hanya sambil lalu saja, setelah itu hubungan komunikasi terputus (ponsel belum begitu berkembang), sedikit dijembatani dengan adanya Friendster. Saling berkomunikasi jarak jauh dengan orang yang baru dikenal semakin mudah, tak cuma lewat saling berkirim email, saat itu bisa jauh lebih mudah dengan saling bertukar akun Friendster.

Munculnya Zaman Baru
Sayang sekali, Friendster tidak bertahan dengan terpaan dunia komunikasi yang semakin berubah. Posisinya kini digantikan dengan Facebook dan Twitter, dua jejaring sosial yang menurut saya paling besar penggunanya di Indonesia. Saya melihat kedua situs ini dengan 'pandangan lain'. Berbarengan dengan era media sosial di internet, dunia komunikasi pun semakin berkembang. Taruhlah telepon dan SMS (Short Message Service) semakin murah dari segi tarif. Ini membantu masyarakat dalam berkomunikasi. Apakah sudah maksimal? Kalau pendapat saya BELUM. Mungkin pada beberapa orang sangat senang menggunakan kedua fitur standar ponsel ini, bagi beberapa kalangan tidak seperti itu.
Seperti sebuah nama, nomor ponsel merupakan identitas pribadi seseorang. Seiring perkembangan zaman, 'kenyamanan' seseorang pun berubah. Logikanya, kita mudah saja menggunakan nomor ponsel untuk aktualisasi diri dengan orang lain. Namun, tentu saja ada positif ada juga negatif, memberikan nomor ponsel bisa menjadi hal yang 'berbahaya' bagi kita. Ambil saja contoh dari hal yang sederhana, maraknya SMS dan telepon SPAM menawarkan produk dan sejenisnya, yang kadang tak mengenal waktu terus mengganggu sampai kepada aksi-aksi penipuan yang merupakan tindak pidana. Dengan ini, sebenarnya membuat seseorang menjadi antisosial terutama takut memberikan nomor ponsel pada orang yang baru dikenal. Ganti nomor ponsel? Bukan ide solutif untuk hal ini, yang tentu berakibat kita kehilangan banyak teman. Apalagi bagi pebisnis, nomor ponsel yang sudah melekat pada dirinya, menjadi suatu identitas yang kerap kali tak bisa dihilangkan.

Era Media Sosial
Kita tinggalkan sejenak soal komunikasi via ponsel, dan nantinya kita kembali ke hal tersebut. Sekarang kita bicara mengenai kebutuhan orang untuk aktualisasi dan bersosial. Kita semua tahu, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hidup sendiri itu membosankan, manusia perlu informasi yang membuat hidup mereka lebih berwarna. Koran, televisi dan radioa telah ada, namun manusia butuh lebih. Mereka butuh sarana yang lebih bisa membuat merasa merasa 'ada' di kehidupan ini. Muncullah media sosial. Facebook dan Twitter sebenarnya adalah media bagi semua orang, tak peduli posisi, tak peduli status sosial, mereka bisa saling bertukar informasi. Media ini tidak hanya sebagai tempat 'curhat' semata. Ambil contoh gerakan perlawanan pemerintah yang terjadi di  Timur Tengah, dan Thailand beberapa waktu yang lalu, yang disebarkan melalui twitter. Coba bayangkan bila era media sosial ini belum ditemukan, berapa waktu terbuang hanya untuk saling berkirim surat? Berapa uang terbuang untuk menelepon dan berkirim SMS? Belum lagi kerahasiaannya.

Kembali lagi, tak ada hal yang semuanya positif. Media sosial juga memiliki sisi negatif. Berita bohong (HOAX) menjadi warna tersendiri dari pengguna media sosial. Menyebarkan berita bohong, fitnah dan hasutan tentu saja bertentangan dengan etika media yang bebas namun bertanggungjawab. Kedewasaan dan kesantunan berpikir lah menjadi sebuah 'rem' dalam mengatasinya.

Belum lagi, melencengnya fungsi media sosial, menjadi ajang mengeluh. Tidak semua orang butuh dengan curhatan dan keluhan Anda bukan? Jadi mengapa kita berbagi informasi yang kita ketahui dengan orang lain melalui media sosial? Toh berbagi ilmu itu menyenangkan.

Menjawab Tantangan
Dunia telekomunikasi senantiasa berkembang. Kita tidak akan mampu menghentikan perkembangannya, mungkin yang bisa kita kerjakan hanyalah menjawab tantangan era digital ini untuk memaksimalkan semuanya demi membantu kebutuhan dan kenyamanan kita.
  1. Bedakan Kebutuhan Anda
    Tidak diharamkan memiliki dua ponsel bukan? Silakan Anda bedakan antara keperluan pribadi, bisnis, ataupun untuk bersenang-senang. Dan ingat saja untuk tidak akan pernah berbagi nomor pribadi untuk orang yang baru dikenal. Semua menginginkan privasi bukan? Jangan berteman dengan orang yang senantiasa ingin tahu kehidupan Anda. Dan jangan lupa, matikan semua ponsel saat beristirahat, kecuali untuk hal-hal pribadi yang kadang datang kapan saja.
  2. Gunakan untuk Menggali Semua Informasi
    Semua bisa didapatkan dengan mudah melalui Google, jadi kenapa tidak dimaksimalkan sekarang? Di zaman dulu, orang mungkin banyak membaca buku cetak saat belajar. Di era sekarang, dimana internet lebih mudah diakses, bahkan melalui ponsel pun bisa, maksimalkan itu semua. Sebagai orang tua, Anda sekarang tak perlu kesulitan lagi saat anak Anda bertanya soal PR kan?
  3. Gunakan Media Sosial Berkomunitas
    Banyak orang memiliki kebutuhan yang sama, dan mungkin hobby yang sama. Kenapa tak saling berdiskusi? Maksimalkan saja melalui media sosial. Disini, Anda bisa bertemu orang-orang baru, saling tukar pikiran, dan tentu saja Anda bisa mengontrolnya, jika sudah tak relevan, Anda bisa keluar ataupun blok demi kenyamanan.
Teknologi pada dasarnya untuk memudahkan dan membuat kehidupan manusia menjadi lebih nyaman. Teknologi hendaknya tidak malah membuat Anda menjadi stres dan tertekan. Gunakan saja dengan dewasa, atur sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Bila telah merasa jenuh, tak ada salahnya mematikan gadget dan peralatan komputer, kembali ke kehidupan normal dengan bersosialisasi di dunia nyata tidak ada salahnya.
 


Komentar

Blogfam mengatakan…
Selamat bergabung di Blogfam

Kita tunggu di forum perkenalan
Happy posting

Blogfam

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver