Pendidikan dan Agama, Benteng Kuat Menjauhi Miras

"Berada dalam pengaruh alkohol dan narkoba, Afriani Susanti, 29 tahun, pengemudi Xenia B 2479 XI yang menabrak 12 pejalan kaki di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta ternyata membuat Afriani tak konsentrasi menyetir. Ia pun salah mengambil keputusan."
Di atas adalah kutipan salah satu berita di tempo.co terkait dengan sebuah kasus kecelakaan yang terjadi pada tanggal 22 Januari 2012, yang merenggut nyawa 9 orang. Kasus ini sendiri saat ini telah diputuskan vonisnya yakni 15 tahun penjara bagi sang pelaku yang mengemudikan kendaraan dengan pengaruh alkohol dan narkoba.

Minuman Keras (Miras) yang memiliki kandungan alkohol memang membuat orang 'lupa' pada dirinya, kehilangan kesadaran dan akhirnya mengambil keputusan yang tidak tepat dan berbahaya. Karena pengaruh miras ini pula, tak hanya merugikan diri sendiri namun juga orang lain. Seperti contoh di atas, hanya karena menikmati minuman keras, akhirnya dia merenggut nyawa 9 orang tak bersalah.

Kejadian ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua, karena pengaruh dari minuman keras (miras) memiliki efek yang sangat berbahaya. Kenikmatannya tidak sebanding dengan efek yang ditimbulkannya, yang tak hanya merugikan diri sendiri namun juga orang lain.

Dalam agama, minuman keras adalah sesuatu yang dilarang. Orang yang ada dalam pengaruh alkohol, akan memancing untuk melakukan hal-hal yang dilarang lebih jauh. Efek dari minuman keras akan 'memancing' dia untuk melakukan sesuatu tanpa berpikir, dan spontanitas. Karena itulah sering kita lihat kasus-kasus kejahatan seperti pemerkosaan, perampokan, bahkan pembunuhan berawal dari efek minuman keras.

Orang yang kehilangan kesadaran dalam pengaruh alkohol, akan berhalusinasi. Jika dalam kondisi sadar, orang akan berpikir beberapa kali sebelum melakukan sesuatu, berbeda dengan orang yang mabuk, dia akan melakukan apapun tanpa kontrol dan filter pada dirinya.

Buruknya efek dan dampak dari minuman keras, yang tak hanya terkait dengan kesehatan, namun juga sosial, layak menjadi perhatian kita untuk memeranginya. Generasi Indonesia haruslah generasi yang cerdas, sehat secara fisik maupun akal. Apa jadinya kehidupan sosial di negeri ini, jika didominasi oleh keputusan yang diambil dalam kondisi mabuk dan tidak sadar?

Peran pendidikan sebagai bagian pengendalian bebasnya penggunaan alkohol dalam minuman, menjadi tanggung jawab kita semua pada generasi muda. Para remaja yang penuh rasa ingin tahu, dan hanya menginginkan kesenangan tanpa panjang berpikir, hendaknya dikendalikan dengan pola pendidikan yang tepat.

Pendidikan yang tidak hanya berlangsung di sekolah saja, namun juga harus ada pengawasan dari orang tua dan lingkungan sosial mutlak diperlukan.  Dengan menciptakan lingkungan bebas alkohol dan minuman keras, membatasi ruang gerak distribusi miras akan menutup peluang, penyalahgunaan miras pada remaja serta akibatnya.

Agama juga berperan untuk mendorong umatnya menghindari hal-hal yang dilarang. Agama menjadi pondasi pembenahan akhlak para remaja dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.

Peran dari agama serta orang tua menjadi urgent manakala seorang generasi muda ingin mencerahkan permasalahan agar tidak menghabiskan waktu dan pikirannya pada minuman keras, namun pada kegiatan positif seperti belajar dan berolahraga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi