Era Digital dan Kehidupan Sosial

Hampir saat ini, kehidupan serba digital. Satu dan lain hal, semua aspek kehidupan amat bergantung pada kemajuan teknologi. Bahkan era digital telah amat pesat perubahannya. Begitu pesatnya, mungkin saja perubahan tersebut sangat sulit untuk disesuaikan.

Era saat ini amat berbeda. Perkembangan teknologi telah banyak berubah dibanding satu atau dua dekade lalu. Misal saja pada teknologi komunikasi serta informasi saat ini lebih mudah didapat serta lebih efisien dibanding beberapa waktu lalu.

Mungkin sulit dibayangkan ketika pertama kali ponsel maupun internet begitu eksklusif. Saat pertama kali hadir, internet dan ponsel hanya terbatas untuk kalangan tertentu saja. Maklum, kala itu harga keduanya begitu mahal. Misal saja ponsel yang berharga jutaan rupiah atau internet yang berharga ribuan rupiah kala harus mengaksesnya secara terbatas serta hanya bisa dilakukan melalui komputer.

Sinergi keduanya kini menciptakan era digital dan gaya hidup yang baru. Internet dan ponsel tak lagi didominasi oleh kaum berada. Silakan lakukan survei, setidaknya banyak yang telah memiliki ponsel pintar dengan koneksi internet di dalamnya. Kini, akses internet lebih fleksibel dan tak terbatas seperti dahulu. Tidak hanya butuh komputer, kapan saja ingin tinggal melakukannya dengan bantuan ponsel yang senantiasa berjaga di tangan.

Perubahan gaya hidup pun diimbangi dengan kebiasaan manusia untuk senantiasa berbagi. Hingga ditemukanlah sebuah media sosial di internet yang seolah menjadi “candu” bagi penggunanya hingga senantiasa betah serta menjadi aplikasi ataupun web yang paling banyak dikunjungi setiap harinya.

Media sosial merupakan terusan dari perubahan menuju era digital. Perkembangan media sosial semacam Facebook, Twitter serta Instagram, tak terlepas dengan perkembangan internet yang makin mudah serta murah untuk diakses. Situs media sosial macam Facebook dan Twitter yang berkembang saat ini sebenarnya bukanlah yang pertama. Sudah ada generasi sebelumnya yang sayangnya tidak mampu bertahan hingga saat ini.

Masih ingatkah Anda dengan situs Friendster, My Space, atau mungkin mIRC? Mereka bisa dibilang generasi awal media sosial. Situs-situs ini merupakan cikal bakal media sosial. Situs-situs tersebut memanfaatkan sifat manusia yang senantiasa ingin berbagi, ditambah dengan fleksibilitas internet sebagai sarananya. Hanya saja, situs-situs tesebut tidak bertahan lama, tergerus dengan menjamurnya media sosial baru yang lebih segat. Bisa dibilang situs-situs media sosial awal tersebut “sial” karena hadir di dunia internet yang masih banyak keterbatasan, tidak seperti saat ini.

Maraknya penggunaan media sosial bukan tanpa masalah. Efek positif kemauan orang untuk saling berbagi berimbas pada kehidupan sosial di dunia nyata yang justru menjadi korban. Sudah maklum dilihat saat ini orang lebih asyik dengan gadget-nya dibanding bercengkrama dengan orang terdekatnya meski saat itu duduk satu meja. Belum lagi dengan makin terbukanya data informasi yang sifatnya pribadi bisa menjadi berbahaya bila terlalu diumbar.

Penggunaan media sosial kini menjadi lumrah. Justru ini PR bagi media sosial yang masih bertahan untuk tetap mempertahankan eksistensinya. Orang-orang lebih cepat bosan. Bila tidak memiliki inovasi yang lebih baik, maka nasibnya bisa saja seperti media sosial generasi awal. Belum lagi perlu adanya perlindungan bagi penggunanya atas identitas pribadi serta kehidupan sosialnya di dunia nyata.

Sent from : LG Magna

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi