Internet dan Sebuah Keterbatasan

Sebagai negeri yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia, Tiongkok mungkin memiliki pangsa pasar tertinggi di media sosial. Namun uniknya, Tiongkok membuat kebijakan yang dirasa aneh. Dengan percaya diri, Tiongkok memblokir layanan dan website populer semacam Twitter, Facebook, Whatsapp dan Google. Ya, situs-situs serta layanan populer tersebut diharamkan digunakan di Tiongkok.
Dengan percaya diri, pemerintah Tiongkok pun menyediakan "pengganti" situs-situs luar tersebut dengan buatan dalam negeri. Renren, Weibo dan WeChat serta Baidu memberikan alternatif warga Espanyol untuk berinteraksi.
Sebagai negara yang berpenduduk terbanyak di jagat bumi ini, tentunya layanan-layanan lokal tersebut masih memiliki traffic yang tinggi. Masyarakat di negara tersebut saya rasa tak akan terlalu keberatan dengan diblokirnya layanan-layanan populer di dunia tersebut.
Bagaimana dengan Indonesia? Saya rasa, kebijakan serupa tak cocok untuk diterapkan. Dan saya pun menganjurkan sebaiknya jangan dilakukan. Bisa geger misalnya Twitter dan Facebook diblokir. Dua media sosial ini saja sudah menjadi situs terfavorit untuk dikunjungi masyarakat Indonesia tiap harinya. Whatsapp pun menjadi aplikasi chatting paling terfavorit di Indonesia.
Sebagai sebuah kebijakan, tentunya apa yang dilakukan Tiongkok memiliki kelemahan. Okelah mereka tetap bisa saling berinteraksi dengan sesama masyarakat setempat. Hanya saja, masalah muncul ketika mereka ingin berhubungan dengan "dunia luar". Tentu saja sangat jarang misalnya orang Indonesia menggunakan Weibo dan Renren. Interaksi masyarakat Tiongkok ke dunia luar menjadi terbatas.
Hanya saja, dengan kebebasan seperti di Indonesia juga memiliki berbagai kendala. Dengan bergantung pada aplikasi orang asing, ada sedikit keterbukaan kita pada dunia luar. Berbeda dengan Tiongkok yang lebih aman, apa yang kita bagi di media sosial, menjadi informasi yang bisa saja dimanfaatkan oleh penyedia layanan.
Memang, dengan menggunakan aplikasi yang populer tersebut, kita memiliki keuntungan untuk lebih mudah berinteraksi dengan banyak orang dimanapun. Tak terbatas seperti di Tiongkok. Namun hendaknya kita bisa mengendalikan. Taruhlah, tak perlu mengkonsumsi hal-hal yang dirasa tak sesuai dengan budaya Indonesia. Serta informasi yang sensitif tak perlu kita umbar secara bebas di media sosial.

Apa yang dilakukan oleh Tiongkok patut diacungi jempol. Tiongkok dengan berdikari mampu menunjukkan mereka tidak bergantung pada negara lain. Akan tetapi, kebijakan tersebut tidak akan serta tidak dapat diterapkan di Indonesia. Masing-masing negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Sejauh ini Indonesia masih cukup berisik di Facebook ataupun Twitter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver