Intenet, Dunia yang (Tidak) Bebeda

Ada satu hal menarik di media sosial. Seperti kita ketahui, media sosial kini menjadi sebuah media interaksi krang satu dengan yang lain. Media sosial memudahkan tiap orang untuk saling berkomunikasi meski tidak saling bertemu.

Media sosial menjadi salah satu andalan dibalik makin berkembangnya penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Ya, setiap harinya orang saat ini tak akan lepas dari penggunaan internet, lebih khusus lagi media sosial.

Dengan media sosial, tanpa dibatasi ruang, orang berhak berekspresi. Orang berhak menggunakan akunnya dengan gaya komunikasinya dalam berinteraksi. Sang pemilik akun merupakan pemegang kunci yang bertanggungjawab dalam penggunaan akunnya untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya.

Menariknya, media sosial memberi kesan orang lebih bebas dalam berekspresi. Seseorang cenderung lebih berani dalam mengungkapkan perasaannya. Dan saking bebasnya, keberanian tersebut semakin bergeser kebablasan hingga tak lagi memperhatikan etika dan kepentingan orang lain.

Akun Anda, Tanggung Jawab Anda

Pada dasarnya, media sosial merupakan sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang satu sama lain. Media sosial bisa diibaratkan merupakan representasi diri kita di internet. Dan kita tahu, internet banyak disebut sebagai dunia maya yang terpisah dari dunia nyata.

Hanya saja, mengingat sifatnya yang bebas, penggunaan internet, dalam hal ini media sosial terkadang tidak terkontrol. Penggunaannya telah jauh lebih ke arah negatif, yang secara etika sebenarnya tidak layak dilakukan di dunia nyata.

Apapun alasannya, sebenarnya penggunaan media sosial tidak jauh berbeda dengan berinteraksi di dunia nyata. Etika yang digunakan hendaknya pun sama. Ya, sama-sama menjaga perasaan orang lain. Baik di media sosial maupun dunia nyata, penggunaannya pun terkait dengan emosi dan karakter seseorang.

Namun, seperti diketahui, kebanyakan akun yang cenderung ke arah negatif lebih pada akun-akun dengan identitas palsu di media sosial. Hal ini, bertentangan dengan aturan bahwa media sosial merupakan perwakilan identitas seseorang dari dunia nyata. Media sosial dengan akun palsu, membuat fungsi media sosial menjadi melenceng, tak hanya untuk sekedar berinteraksi, namun lebih pada penggunaan yang melenceng dari sisi etika.

Akun media sosial yang kita buat bukan tanpa konsekuensi. Akun tersebut merupakan representasi kita di internet. Seperti disinggung di atas, media sosial merupakan sarana untuk berinteraksi di media sosial. Karena itulah apapun yang kita bagikan melalui media sosial, sebenarnya memang perwakilan dari sang pemilik akun, hingga tanggung jawab kembali pada sang pemilik. Karena itu tujuan ada password dan pengamanan agar akun kita tidak disalahgunakan oleh orang lain.

Bukan berarti memang kita harus menggunakan ataupun membuka identitas asli kita secara vulgar. Yang perlu saya tekankan adalah interaksi di dunia nyata maupun internet, tak perlu dibedakan. Etika di dunia nyata perlu dibawa juga dalam pergaulan serta interaksi di internet. Bukan berarti hukum dan aturan tidak menyentuh internet kan? Sudah banyak korban karena penggunaan media sosial yang melenceng.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi