Bicara "Ponsel Jadul"
Sekitar 10 - 5 tahun yang lalu, saya sudah sangat menyukai internet. Saya bisa menghabiskan uang puluhan ribu rupiah untuk bisa mengakses internet di warnet. Maklum saja, dulu ponsel yang bisa dipakai untuk internetan masih terbilang cukup mahal. Itupun tarif pulsanya tidak bisa dibilang murah, dan kala browsing lewat ponsel, biasanya saya mematikan fitur fotonya untuk menekan biaya.
Kini sungguh kejadiannya berbeda. Akses internet tak lagi terbatas seperti dulu. Dimanapun berapa mengakses internet amat mudah dilakukan dengan menggunakan ponsel pintar (smartphone). Ya, ponsel kini semakin pintar, tak lagi seperti dulu yang hanya bisa digunakan untuk telepon dan sms semata.
Perkembangan teknologi yang pesat menimbulkan evolusi gaya hidup digital. Saat ini serba online. Mau berkomunikasi lebih mudah dengan hadirnya messenger dan media sosial. Menonton film? Mudah pula dengan streaming. Apalagi yang kurang? Bermain game online dengan seluruh penduduk dunia bisa dilakukan dimana saja.
Bersyukur atas evolusi yang terjadi di dunia telekomunikasi. Saya masih tidak bisa membayangkan jika sampai sekarang kita masih saja mengandalkan ponsel jadul untuk berkomunikasi. Yang sekedar googling pun susah.
Namun, perubahan gaya hidup ini memakan korban. Jiwa solidaritas kemanusiaan seolah memudar, diganti dengan ketergantungan pada sebuah alat yang dinamakan ponsel pintar. Saya ambil contoh, mulai banyak orang yang tak tahu arah, enggan bertanya pada warga sekitar, namun memilih menggunakan Google Maps.
Contoh lain adalah dengan mulai berkurangnya intensitas tatap muka. Orang lebih memilih berkomunikasi menggunakan messenger yang sedang nge-trend dan menjamur macam BBM ataupun WhatsApp ketimbang bertemu untuk saling berbagi rasa.
Kita lihat pula di sebuah pertemuan hampir 30% waktu pertemuan tersebut kebanyakan justru dihabiskan orang-orangnya terlalu sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Inti obrolan? Mungkin hanya sebagian yang diserap.
Tak ada salahnya menggunakan ponsel pintar dalam keseharian. Saya, tak mengkritik penggunaan ponsel pintar, malah saya bersyukur dengan hadirnya alat canggih tersebut. Namun justru saya melihat penggunaan ponsel pintar ini terlalu berlebihan dan butuh semacam batasan.
Bila kita ingat ketika masih memiliki ponsel jadul dengan segala keterbatasannya. Tak hanya fitur yang terbatas, biaya penggunaan pun terbilang mahal. Pada saat itu, kita justru lebih bijak dalam menggunakannya. SMS serta telepon yang kita lakukan benar-benar penting. Bahkan kita lebih memilih untuk membicarakan hal-hal penting secara tatap muka.
Kini era ponsel jadul tersebut seolah telah berlalu. Penggunaan ponsel pintar hampir menjadi berlebihan. Kita sering menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial dan messenger, kadang menulis hal-hal yang sebenarnya mubadzir dan tak berguna. Browsing yang tak dibatasi lagi seolah menjadikan kita makin bebas untuk melakukan apapun hingga lupa waktu dan diri. Mungkin ada baiknya kita memperlakukan smartphone kita seperti ponsel jadul dengan segala keterbatasannya
Komentar