Setia Bersama XL
Hari ini merupakan ulang tahun ke 19 salah satu operator telekomunikasi di Indonesia yakni XL. Kebetulan saya merupakan salah satu penggunanya, belum lama sih, mungkin baru sekitar 5 tahun. Saya ingat betul, pertama saya memiliki nomor XL ini ketika baru pertama kali bekerja di Jakarta, tahun 2010 lalu. Dan, di hari ulang tahunnya ini, saya sekedar ingin berbagi cerita kenapa saya bisa "betah" menggunakan operator yang satu ini.
Terus terang, saya kerap mempertimbangkan menggunakan operator lain sebagai nomor utama. Hal itu dikarenakan hanya saya yang menggunakan operator XL di keluarga bahkan kantor saya. Pertimbangan biaya kerap menjadi alasan saya untuk mengganti operator. Bukan rahasia, ketika kita menelepon ke nomor operator lain, tentu saja biaya untuk membeli pulsa akan semakin membengkak.
Ketika pertama kali menggunakan nomor XL, tidak ada bayangan bakal menggunakannya untuk jangka waktu yang lama. Saya pertama menggunakannya di tahun 2010. Pada saat itu tentu saja perang tarif antar operator begitu sengit, serta harga kartu perdana yang amat murah, serta tak se-ribet sekarang yang harus meregistrasi dan lain sebagainya. Jadi, pengalaman menggunakannya selama 5 tahun seolah menjadi sebuah cerita tersendiri bagi saya.
Seperti saya singgung di atas, bahwa saya mulai menggunakan nomor XL yang satu ini saat pertama kali bekerja di Jakarta. Berbekal ponsel Nokia 1202, dengan layar masih monochrome waktu itu saya memutuskan menggunakan nomor XL untuk berkomunikasi. Karena di tempat saya bekerja, sinyal XL memang yang paling kuat diantara operator lain.
Setahun pertama penggunaan, nomor saya yang telah menyebar ke banyak orang membuat saya merasa betah menggunakannya. Ya, karena telah menyebar, saya jadi malas berganti nomor lain. Saya menghindari hal yang ribet dalam mengabari orang lain saat ganti nomor.
Musibah pun sempat terjadi, ketika saya tidur siang, dan masih ingat betul hari Sabtu di bulan Oktober 2010, kamar kost saya kemalingan. Ponsel saya dan tentu saja beserta nomor XL di dalamnya raib "digondol" sang pencuri. Pilihannya ada dua, mengurus kartu baru atau pindah nomor lain. Saya sempat berpikir untuk pindah nomor atau mungkin juga operator lain, menyesuaikan dengan kebutuhan komunikasi ke keluarg serta rekan kerja. Hanya saja, setelah saya berpikir ulang, rasanya sayang ketika harus berganti nomor yang telah menyebar, maka saya putuskan untuk mengurusnya saja ke XL center.
Dan telah lima tahun berlalu, nomor XL saya masih setia menemani. Tak ada gading yang tak retak, tentunya berulang kali saya terkadang kecewa dengan layanan XL. Overall saya sih memakluminya selama bisa diselesaikan hehehe. Dan karena nomornya sudah terlanjur melekat di hati, maka mungkin nomor saya ini akan bertahan hingga tahun-tahun ke depan. Sudah terbukti dari zamannya saya menggunakan ponsel Nokia 1202 yang hanya berfungsi sebagai telepon dan sms sampai ke Redmi 2 saat ini yang telah menggunakan teknologi 4G. Sukses terus untuk XL.
Komentar