Lika-Liku Sosial Media, Dari Mulai Berbagi Hingga Narsis

Seperti yang telah kita ketahui, sosial media saat ini menjadi sebuah gaya hidup dan dimiliki oleh setiap orang. Banyak pula tipe-tipe media sosial pun penggunanya. Satu demi satu pengguna bisa memiliki bermacam karakter. Inilah yang menyebabkan media sosial terasa penuh warna dan tidak begitu membosankan.

Berbagi Informasi di Twitter
Secara umum, Twitter adalah media untuk senantiasa berbagi informasi dan pemikiran. Rata-rata orang mencari informasi di situs microblogging ini. Dari mulai stalking akun-akun berita, sampai ngetwit, berharap ada teman ataupun follower yang bisa membantu. Namun, Twitter juga terkadang membawa berita palsu (hoax) yang entah disengaja atau tidak, ada kalanya menyebar dari satu mention ke mention yang lain. Penyebarannya pun tak memandang siapapun, selebriti atau bahkan tokoh terkenal pernah menjadi "korban" penyebaran informasi palsu.

Evolusi media sosial menyebabkan pola berbagi informasi menjadi lebih bebas. Orang dapat lebih dengan mudah mengutarakan pemikirannya, atau berbagi informasi yang mungkin dia lihat ataupun dipelajari. Fenomena "kultwit" dengan mengutarakan apa yang menjadi pemikirannya terhadap suatu topik ataupun isu tertentu, bahkan telah menjadikan Twitter sarana diskusi yang lebih hidup. Orang tak lagi pasif hanya dengan mengetik keyword di Google ataupu browsing wikipedia yang keakuratannya bisa dipertanyakan. Saat ini, orang bisa saling menanggapi ide, pun informasi dengan masing-masing orang, secara berdiskusi. Meski hanya dibatasi 140 karakter sekali twit, Twitter menjadi sarana menyenangkan dalam berbagi informasi serta saling tukar pikiran membahas beberapa tema yang sesuai minatnya.

Dari fenomena diskusi di Twitter, tentunya muncul argumen-argumen yang kadang bertentangan antara pendapat satu orang dengan yang lain. Dari sinilah muncul twitwar. Saat twitwar, dua orang atau kadang bahkan lebih saling memberikan argumen, berdebat, berusaha mempertahankan perdapatnya dan tidak ingin dikalahkan. Karena berbeda tingkat karakter orang, terkadang twitwar menjadi terlalu serius hingga saling ejek dan bully. Fenomena lainnya adalah nyinyir, dimana orang kadang mengungkapkan ketidaksukaannya pada sesuatu di Twitter, entah itu kebijakan pemerintah atau kadang perilaku bos. Jadi, tidak hanya informasi-informasi saja akhirnya yang dibagi di Twitter, nyinyiran atau bahkan twitwar terkadang menjadi sesuatu yang asyik untuk didiskusikan. Berbagai fenomena ini menjadikan Twitter media sosial yang wajib diperhatikan setiap harinya oleh pemilik akun.

Facebook Menjadi Media Curhat
Sebenarnya, fungsi awal Facebook dan Twitter tidaklah terlalu berbeda. Facebook juga dapat menjadi media sosial untuk saling berbagi informasi pada teman. Bahkan, fitur Facebook lebih lengkap seperti; dapat digunakan untuk mengatur agenda, alarm ulang tahun teman, ataupun album foto. Namun, belakangan fungsi Facebook, entah siapa yang memulai telah menjadi media untuk mencurahkan perasaan, baik saat sedang bahagia, marah ataupun sedih. Postingan mengenai curhatan ini mungkin seimbang dengan yang menggunakan Facebooknya untuk berjualan.
Tak heran Facebook menjadi tempat mencurahkan perasaan. Facebook didesain untuk bisa terhubung antar teman. Berbeda dengan Twitter yang lebih bebas, Facebook bisa didesain untuk berbagi dengan hanya teman yang dikenal saja. Nah, karena merasa di Facebook adalah teman-temannya, maka pengguna merasa bebas dan nyaman dalam menyampaikan perasaannya, sambil berharap teman-temannya menanggapi dengan berkomentar. Interaksi antar teman di Facebook inilah yang menjadi nilai lebih. Meskipun saat ini ada Path, media sosial baru yang memungkinkan lebih pribadi, namun Facebook telah menjadi sebuah gaya hidup tersendiri, hingga masih menjadi media sosial terbesar di muka bumi ini.

Narsis di Instagram
Instagram merupakan media sosial khusus untuk saling berbagi foto. Karena kekhususannya inilah, maka hanya ditemukan foto (dan video) di jejaring sosial ini. Banyaknya ponsel berkamera saat ini, telah memungkinkan semua orang bisa saling "memamerkan" hasil karya mereka. Dari mulai foto-foto iseng sampai narsis membanggakan foto diri sendiri. Kebanyakan bagi yang merasa pede sih mereka senantiasa membanggakan foto diri mereka saat liburan, ataupun mungkin saat mengunjungi tempat-tempat yang keren.

Masing-masing media sosial memiliki fungsi, karakter dan penggunaan yang berbeda-beda. Namun, apapun itu, fenomena menjamurnya media sosial ini tak akan hilang dalam waktu dekat, mengingat pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa ingin berbagi apapun dengan sekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Review 4Connect Audio Receiver