Sebuah Mimpi, Telekomunikasi Terjangkau dan Merata

Di awal tahun 2000an, ketika pertama kali mengenal internet, saya memiliki kegemaran mencatat alamat website yang saya dapat dari mana saja di buku sekolah. Maklum saja, saat itu saya masih bersekolah, dengan dana yang terbatas sehingga belum tentu bisa setiap hari mengakses internet. Alamat-alamat website yang saya catat baru bisa saya kunjungi ketika berada di warnet, dengan kecepatan koneksi yang seadanya. Di tahun-tahun awal kemunculan internet tersebut, tak ada media sosial, sepeti layaknya Facebook dan Twitter seperti saat ini. Kita mengakses internet kebanyakan hanya untuk chatting dan juga mencari informasi yang jumlahnya sangat terbatas dibandingkan saat ini.

Telah lebih dari satu dekade, internet telah "berevolusi" menjadi kebutuhan pokok semua orang. Hampir semua orang setiap harinya secara langsung maupun tidak senantiasa terhubung dengan teknologi yang satu ini. Begitu pentingnya, sehingga internet telah berubah menjadi sebuah gaya hidup yang tak lagi hanya sekedar media mencari informasi saja. Semua bisa dilakukan, dari mulai berkomunikasi dengan orang lain, sampai bermain game online. 

Sayangnya, di Indonesia ini sendiri, penyebaran infrastruktur telekomunikasi belumlah merata. Saya mengalami sendiri di beberapa daerah, sinyal 3G sukar ditemukan. Memang di Jakarta, sinyal untuk mengakses internet sangatlah mudah, hal yang sama kadang tidak ditemui di daerah lain. Bahkan, di kawasan Indonesia timur, di beberapa wilayah, hanya dikuasai oleh satu operator saja. 

Disadari ataupun tidak, internet bersinggungan dengan produktivitas masyarakat. Di kawasan pedesaan misalnya, menjual hasil panen ataupun pemasaran industri kecil bisa dilakukan dengan bantuan internet. Belum lagi, internet bisa digunakan untuk mengakses informasi dan juga berinteraksi melalui media sosial. Begitu pentingnya peranan internet bagi kehidupan suatu wilayah.

Selain permasalahan infrastruktur yang kurang merata, harga akses internet di Indonesia, bagi sebagian kalangan dirasa cukup berat. Mungkin ini juga menjadi faktor, betapa masih banyaknya masyarakat yang belum mampu mengakses internet. Faktor infrastruktur juga ikut mempengaruhi, dimana jika suatu wilayah hanya dikuasai oleh satu operator, maka masyarakat tidak memiliki pilihan yang mungkin saja sesuai dengan dana yang dimiliki. Memang ada beberapa operator yang menawarkan akses internet murah, namun kualitasnya sungguh diragukan. Sering disconnect dan jaringan yang tidak stabil, menjadi problema tersendiri.

Belakangan ini, operator saling berlomba hendak menyelenggarakan jaringan 4G di Indonesia. Hanya saja, melihat jaringan 3G saja masih belum merata, saya pesimis Indonesia memang benar-benar membutuhkan teknologi tersebut untuk saat ini. Kita jangan terpaku pada hanya di kawasan Jakarta semata, dengan melupakan daerah. Akses internet di beberapa daerah yang masih belum terjangkau hendaklah juga menjadi perhatian. Bagi beberapa orang, terutama di wilayah pedesaan, mereka belum membutuhkan akses internet yang cepat. Mereka sudah bersyukur, bila mampu mengakses internet secara stabil dan terjangkau. Bila tidak, maka bersiap kembali ke zaman dimana kita mencatat lagi alamat-alamat website dan harus mencari warnet untuk bisa mengakses internet. Karena mungkin tidak setiap saat kita mampu mengaksesnya karena belum tersedianya jaringan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Redmi 5 Plus di 2019

Langkah Memperbaiki Notifikasi Whatsapp Telat Masuk di Nokia 5.1 Plus

Internet, Dunia Baru untuk Berekspresi