Berganti Ponsel
Saya seorang yang memiliki kebiasaan buruk namun susah untuk dihilangkan. Saya memiliki kebiasaan untuk sering berganti ponsel pintar (smartphone). Setiap ada ponsel menarik dengan harga yang terjangkau hampir pasti saya akan membelinya. Memang, pekerjaan dan aktivitas yang saya lakukan sangat bergantung dengan adanya ponsel, namun kebiasaan saya ini bukanlah sebuah hal yang baik.
Saya tak sendiri. Bagi beberapa orang, memiliki ponsel adalah sebuah gaya hidup. Mereka sering bergonta-ganti ponsel. Biasanya karena hobi dan ingin mencoba fitur-fitur ataupun kemampuan yang dimiliki oleh sebuah ponsel yang baru. Kebiasaan ini berbanding lurus dengan semakin meningkatnya aktivitas digital dan online manusia. Sejak hadirnya ponsel pintar (smartphone) aktivitas online semakin intens. Karena mengakses internet bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Saya menulis tulisan ini di dalam kereta dalam perjalanan Semarang-Jakarta. Karena kondisi sinyal yang naik turun, akhirnya saya memilih untuk menonaktifkan koneksi data. Itung-itung juga menghemat baterai agar nantinya sampai Jakarta tidak mati. Di saat menonaktifkan baterai inilah, saya agak "mati gaya". Tidak melakukan aktivitas online terasa begitu aneh. Ya, biasanya saya browsing ataupun memantau akun sosial media untuk berinteraksi. Namun kali ini, ketiadaan sinyal internet menyebabkan saya justru bingung untuk beraktivitas.
Peran ponsel pintar (smartphone) saat ini memang begitu penting. Ponsel membantu penggunanya untuk bisa beraktivitas dengan nyaman. Ponsel memungkinkan orang satu dengan yang lainnya dapat saling terhubung dan berinteraksi. Dengan maraknya penggunaan ponsel untuk beraktivitas serta hiburan menjadikannya benda yang senantiasa setia menemani penggunanya. Ponsel dituntut untuk siap dan mampu mendampingi penggunanya beraktivitas. Karena itulah, biasanya orang berpikir untuk memiliki ponsel yang dapat diandalkan. Segala spesifikasi dan fitur biasanya menjadi pertimbangan seseorang selain tentu saja harga ketika hendak meminang sebuah ponsel. Karena ponsel yang kurang gegas justru tak hanya mengganggu aktivitas, bahkan menjadikan penggunanya badmood.
Namun, tentu saja tidak ada ponsel yang 100% sempurna. Tetap saja ponsel memiliki sebuah keterbatasan. Inilah sebabnya mungkin banyak orang yang memiliki hobi untuk berganti ponsel. Semua itu dilakukan dalam rangka melakukan pencarian untuk menemukan ponsel yang cocok guna mendukung aktivitas. Sebelum tercapai keinginan itu, mungkin orang akan senantiasa berganti ponsel. Atau mungkin juga seseorang bisa memiliki ponsel lebih dari satu agar bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Bagaimanapun juga, patut digarisbawahi bahwa perkembangan ponsel pintar sangatlah cepat. Bahkan satu produsen ponsel bisa memperkenalkan produk barunya lebih dari sekali dalam satu tahun. Bila semua itu dituruti dengan cara berganti ponsel tiap ada yang baru, maka tentu saja pengeluaran yang kita lakukan akan membengkak. Semoga saja saya dan banyak orang lain bisa sedikit menahan keinginan untuk senantiasa berganti ponsel.
Komentar