Memaksimalkan Teknologi
Indonesia memiliki sumber daya
manusia (SDM) yang begitu besar. Dan dari dulu pula, Indonesia terkenal di
dunia berkat keramahannya. Indonesia menjadi negara yang penduduknya bisa
dibilang friendly dan murah senyum.
Sebagai negara dengan SDM yang besar,
Indonesia merupakan target pasar potensial bagi beberapa produk. Tak terkecuali
produk-produk teknologi, dalam hal ini ponsel pintar (smartphone).
Beberapa produsen smartphone membidik Indonesia sebagai target pasar. Dari
mulai brand premium semacam Apple, Samsung, hingga merk lokal macam
Evercoss, Mito dan lain sebagainya ikut berebut kue pasar di Indonesia.
Masing-masing brand di atas memiliki
segmentasi pasar tersendiri. Brang premium semacam Apple, Samsung membidik target
menengah ke atas. Maklum, kebanyakan
produk yang mereka tawarkan memiliki harga yang terbilang mahal.
Berbeda pula dengan merk lokal yang
mengambil ceruk pasar masyarakat menengah ke bawah. Dengan mengandalkan harga
yang lebih terjangkau, tentu saja fitur ataupun fasilitas yang ditawarkan tidak
selengkap ataupun semewah ponsel kelas premium.
Baik brand papan atas ataupun
menengah ke bawah saling berebut konsumen. Dan memang Indonesia sendiri sangat
gemar dengan smartphone yang terbukti sangat laku di negeri ini.
Teknologi Untuk Semua
Pertanyaan muncul, untuk kelompok
ekonomi menengah ke bawah, bagaimana aplikasi teknologi untuk segmen ini.
Dengan harga yang mahal, tentunya kurang cocok bila kelompok masyarakat bawah
membidik ponsel mahal dengan banyak fitur.
Masyarakat menengah ke bawah dengan
segmentasi demikian tentu saja akan memilih ponsel yang lebih terjangkau. Fitur
yang ala kadarnya tentu saja harus puas mereka dapatkan. Dan fitur yang
biasa-biasa saja inilah yang harusnya dimaksimalkan. Mereka mungkin tidak
memerlukan (karena tidak bisa) misalnya wearable device, retina display dan
fitur-fitur premium.
Ada yang unik dari konsumen ponsel
pintar di Indonesia. Segmentasi terjadi lebih pada tingkat pendapatan. Gampangnya,
orang kaya membeli ponsel mahal dan yang miskin harus puas dengan ponsel
seadanya yang kadang pula tak dapat diupdate.
Tingkat pendidikan tidak terlalu
berdampak berlaku dalam pembelian ponsel. Seseorang yang hanya lulusan SMP
misalnya, ketika memiliki uang, maka dirinya akan memilih ponsel mahal. Bukan
demi memaksimalkan fitur, namun lebih pada gengsi (prestise).
Teknologi kini sebenarnya menjadi
sarana efektif dalam bekerja. Siapapun tentunya dapat memaksimalkan ponsel yang
dimiliki untuk mendukung pekerjaan.
Ambil contoh e-commerce sudah
menyentuh lapisan masyarakat. Jual beli online sudah menjadi trend saat
ini. Dan tentunya, smartphone yang digunakan tidak perlu premium. Asal bisa
tersambung dengan internet dan bantuan browser pun sudah dapat dilakukan.
"Perkawinan" ponsel dan
internet membuat kita memasuki sebuah era baru. Era dimana informasi lebih
mudah didapat. Era dimana informasi cepat menyebar. Internet menyediakan ribuan
referensi. Apapun yang dibutuhkan saat ini tinggal memanfaatkan situs pencari.
Diamkan, dan biar situs ini yang menjalankan tugas. Kita tinggal terima beres.
Teknologi ini juga bisa digunakan
dengan ponsel apapun. Browsing, menjelajah internet dalam mencari referensi tak
perlu gadget yang mahal. Cukup memiliki koneksi internet. Dan teknologi
ini pun bisa dimaksimalkan oleh siapapun.
Selain itu, penggunaan media sosial
juga makin marak di Indonesia. Setiap orang di kota ataupun desa kebanyakan
memiliki setidaknya satu akun media sosial. Niat dan penggunaannya pun
bermacam-macam. Dari sekedar berbagi informasi hingga memasarkan sesuatu. Sah-sah
saja dilakukan melalui media sosial.
Tak hanya kaum eksekutif. Siapapun
berhak untuk meng-explore yang ada di internet. Bukan seberapa canggih
ponsel yang dimiliki, namun seberapa besar kemampuan kita untuk
memaksimalkannya.
Komentar