Mereduksi Jurang Perbedaan Teknologi
Penetrasi teknologi 4G LTE semakin
dipromosikan oleh hampir semua operator. Mereka saling berlomba merebut hati
para konsumennya untuk beralih dari teknologi 2G dan 3G ke 4G yang diklaim
lebih cepat. Beberapa kota besar beruntung bisa lebih dulu mencicipinya.
Di fakta lain, Jakarta menjadi kota
paling riuh di jagat Twitter. Jakarta menjadi kota dengan pengguna paling
banyak dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Untuk beragam fasilitas dan
perkembangan teknologi ini pun lebih lengkap dibanding kota lain.
Sebagai ibukota negara, mungkin wajar
Jakarta lebih maju dibandingkan dengan kota lain. Hanya saja, setiap warga
negara pada dasarnya memiliki hak yang sama untuk menikmati setiap perkembangan
teknologi. Tak peduli dimana dia tinggal.
Masalah utama kini adalah adanya
jurang pemisah kesempatan menikmati teknologi antara kota besar dan daerah.
Jangankan teknologi 4G yang diklaim lebih cepat, untuk bisa mendapatkan sinyal
saja mungkin pengguna di daerah terpencil juga kesulitan mendapatkannya.
Daerah-daerah terpencil di Indonesia
bisa saja merasa di-"anak tirikan". Jangkan sinyal 4G, sinyal 2G saja
mungkin tidak stabil mereka nikmati. Dan masih ada beberapa daerah yang hanya
dimonopoli oleh satu operator saja.
Pemerintah perlu ikut campur tangan
menanganinya. Infrastruktur teknologi di daerah perlu segera kembali
dipikirkan. Masyarakat Indonesia menyebar dari Sabang hingga Merauke, dan akan
menimbulkan kecemburuan sosial jika pembangunan khususnya infrastruktur hanya
difokuskan di kota-kota besar saja.
Teknologi, pada khususnya internet
begitu mendominasi kehidupan saat ini. Penggunaan teknologi yang penting ini
sebaiknya bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh segenap pengguna dimanapun
berada.
Tak hanya kota besar, daerah pun
membutuhkan jaringan internet. Begitu berharga dan pentingnya penggunaan
internet menjadi kebutuhan penting saat ini. Pembangunan jaringan serta
infrastruktur hendaknya merata di setiap daerah, hingga jurang pemisah
penggunaan teknologi ini tak begitu menganga lebar.
Komentar