Gara-Gara Internet

Beberapa waktu yang lalu, saya mampir ke toko koran untuk membeli sebuah tabloid. Karena saya sudah mengenal sang penjual, aktivitas lain selain membeli tabloid juga kami gunakan untuk saling mengobrol.

"Jualan koran sekarang sepi bang", kata penjual itu. Memang sejak adanya internet, dia sering mengeluh jika pendapatannya berjualan koran tak sebesar dulu lagi. Beberapa kantor sekitar lapaknya pun tak lagi berlangganan koran.

"Tapi saya juga sadar bang, kalau koran tak lagi diminati", lanjutnya. Dia menyadari betul bahwa penetrasi internet begitu pesat, jauh meninggalkan media-media konvensional yang lain. Jangankan koran, televisi yang pernah jadi primadona pun makin sepi penonton.

Internet memang menjadi sebuah fenomena yang memukau. Kehadirannya mampu menyingkirkan kebutuhan orang akan media-media lainnya. Tak hanya berfungsi sebagai media informasi saja, internet juga memiliki utilitas yang lain. Bahkan internet lebih cepat dibanding media yang lain. Kejadian yang telah terjadi beberapa menit kemudian akan terupdate di internet.

Fleksibilitas internet bahkan membuat semua orang dapat senantiasa berbagi informasi. Internet dapat digunakan oleh siapa saja. Hadirnya media sosial memungkinkan orang biasa sekalipun untuk mengabarkan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Pun orang diberi kebebasan untuk mengomentari setiap informasi yang dibagikan di internet.

Seiring perkembangan, tampaknya internet akan semakin melangkah maju. Televisi, radio dan juga koran pun tampaknya tak terlalu panik dengan hadirnya internet. Mereka bisa saling melengkapi dan "berkolaborasi" untuk mempertahankan eksistensi dan keberadaanya. Namun, tetap saja orang kecil semacam agen koran yang saya ceritakan diatas akan dirugikan.

Kini, agen koran tersebut "nyambi" menjadi ojek online. Ya, jika para petinggi media seperti koran yang dia jual dapat memanfaatkan internet, kenapa dia tidak bisa?